trending

3 Pelajaran dari Nabi Ibrahim

Penulis IM
Jul 09, 2022
ThePhrase.id - Idhul Adha yang dirayakan Umat Islam sedunia merupakan peristiwa kenabian yang memberikan 3 (tiga) hikmah atau pelajaran yang patut diikuti manusia jaman sekarang.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Muhiddin Sidiq, MA dalam Khotbah Idhul Adha 1443 H yang digelar di Lapangan Hawai Beji Timur, Depok Jawa Barat oleh pengurus ranting Muhammadiyah Beji Timur, Sabtu (9/7).

Pelaksanaan Sholat Idul Adha 1443 H dilapangan Masjid At Taqwa, Depok (Foto: IM)


Dalam Khotbahnya, Muhiddin menjelaskan Nabi Ibrahim sebagai utusan Allah SWT telah menunjukkan hikmah kepada umat Islam untuk ditauladani dalam kehidupan sehari-hari.

Hikmah pertama, Nabi Ibrahim mengajarkan akan pentingnya kepedulian pada pendidikan generasi. Di usia 97 tahun, ia baru dikaruniai putra dari perkawinannya dengan Siti Hajar. Dalam doanya, ia tak pernah berhenti memohon agar diberikan keturunan yang sholeh dan mampu menjalankan perintah Allah. Doa yang tidak berhenti dimunajatkan, Rabbi habli mina Sholihin

Artinya : Yaa Tuhanku karuniakanlah kepadaku keturunan yang termasuk orang sholeh (QS. Ibrahim, 40)

Harapan yang juga terus ia dengungkannya Rabbi Ja'alni muqimassholat wamin dzurriyati Rabbana Wataqabbal du'a. Rabbagfirli waliwalidayya walimu'munina Yauma Yakumil Hisab

Artinya : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan Sholat. Ya Tuhanku,  perkenankan lah doaku. Ya Tuhan Kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang-orang beriman pada hari diadakannya perhitungan (QS Ibrahim, 41).

Muhiddin mengingatkan bahwa di tengah kemerosotan moral generasi, ajaran Nabi Ibrahim untuk peduli pada pembinaan generasi.

Pelajar yang tidak kalah pentingnya juga ditunjukkan oleh Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim untuk tetap peduli dan berjuang untuk keturunannya dengan berlari di antara dua bukit untuk mencari air buat anaknya, Ismail.

Siti Hajar tidak mengalah dengan kesulitan yang dihadapi dan meyakini bahwa akan datang pertolongan Allah pada ikhtiarnya menyelamatkan kehidupan anaknya. Dalam rukun haji dijalankan dengan Sa'i atau berlari kecil sebanyak 7 putaran dari Bukit Safa dan Bukit Marwah.Hikmah kedua dari kisah kehidupan Nabi Ibrahim yakni ketauhidan. Saat ia diperintahkan untuk menyembelih putra kesayangan yang sudah dinanti puluhan tahun,dengan penuh ketegaran, Nabi Ibrahim menyampaikan mimpinya kepada Ismail.

Sebagai hamba Allah yang sholeh, Ibrahim dan Ismail siap melaksanakan perintah Tuhannya. Saat Ismail telah terbaring dan Ibrahim bersiap menunaikan tugasnya, syaitan datang menggoda. Kemudian ia berbalik dan melempar batu ke arah Iblis. Kisah ini dinapaktilasi jamaah haji dengan melontar jumroh.

Nabi Ibrahim tidak pernah ragu dan meyakini perintah dari Allah adalah benar. Ia mengajarkan tentang ketaatan yang tinggi, sehingga tidak mudah tergoda oleh apapun yang menghentikan langkahnya menjalankan perintah Tuhannya. Kendati dihadapkan pada pilihan yang sulit, seperti kehilangan putra/harta yang paling ia cintai.

Pelajaran ketiga, bagaimana Nabi Ibrahim menjalankan kepemimpinan adalah perjuangan ideologi melawan penguasa yang dzolim, yaitu Raja Namrud.

Saat sang Raja mendengarkan bahwa Ibrahim merusak berhala,   ujian berat dihadapi Nabi Ibrahim karena tekanan Namrud.

Ia tak mundur dari perjuangan, bahkan memohon kepada Allah agar kelak anak-anaknya menjadi pemimpin yang sholeh.

Kisah tersebut memberikan ibrah atau pelajaran bahwa memperjuangkan ideologi akan berhadapan dengan ujian berat. (IM)

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic