ThePhrase.id - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) memastikan sebanyak 37 bandara yang berada di bawah pengelolaannya akan beroperasi selama 24 jam penuh untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2025.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga tiket pesawat serta meningkatkan kenyamanan pemudik yang menggunakan transportasi udara.
Selain itu, InJourney Airports juga memberikan potongan tarif jasa kebandarudaraan untuk penumpang pesawat dan maskapai. Penumpang pesawat mendapat diskon 50% untuk Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC), serta Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U).
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menjelaskan meski terdapat potongan tarif selama periode tersebut, InJourney tetap memastikan bandara buka 24 dengan pelayanan yang tidak berkurang.
Seluruh bandara di bawah naungan InJourney akan operasional 24 jam selama 19 hari, mulai 24 Maret hingga 11 April 2025. Namun, terdapat pengecualian bagi Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, yang akan ditutup sementara pada 29 Maret 2025 dalam rangka Hari Raya Nyepi.
Sebagai langkah antisipasi lonjakan penumpang, InJourney menambah 17.175 personel yang akan ditempatkan di berbagai bandara di Indonesia.
InJourney memperkirakan jumlah pergerakan pesawat akan meningkat sebesar 5,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah penumpang diprediksi melonjak hingga 9,3 persen.
"Estimasi kami menunjukkan bahwa lalu lintas penerbangan akan meningkat 5,1 persen dibandingkan 2024, sementara jumlah penumpang naik sebesar 9,3 persen. Kenaikan ini didorong terutama oleh peningkatan penerbangan internasional," jelas Maya.
Untuk mengakomodasi lonjakan tersebut, InJourney juga meningkatkan berbagai fasilitas di bandara, seperti penambahan counter check-in, fasilitas self-check-in, serta perbaikan conveyor belt bagasi guna mempercepat pelayanan dan mengurangi antrean.
Selain itu, InJourney menerapkan sistem Airport Collaborative Decision Making (ACDM) untuk meningkatkan efisiensi operasional bandara. Sistem ini memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data secara real-time, sehingga pengelolaan bandara menjadi lebih terorganisir.
"Dengan sistem ini, seluruh pemangku kepentingan di bandara dapat mengambil keputusan secara real-time. Hal ini memungkinkan kami untuk lebih prediktif dalam mengelola lonjakan penumpang, mengatur kebutuhan SDM, serta mengantisipasi keterlambatan penerbangan," ujar Maya.
Selain memastikan kelancaran arus mudik, InJourney juga berperan dalam mendorong sektor pariwisata selama Ramadan dan Lebaran 2025. Maya mengajak masyarakat untuk lebih banyak melakukan perjalanan wisata domestik guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pariwisata memiliki efek pengganda yang luar biasa bagi perekonomian. Kami berharap masyarakat memanfaatkan momentum ini untuk mengeksplorasi destinasi wisata dalam negeri," tutupnya. [Syifaa]