lifestyle

4 Tradisi Malam Takbiran yang Unik dan Meriah

Penulis Ashila Syifaa
Apr 09, 2024
Pawai obor yang dilakukan pada malam takbiran menyambut Hari Raya Idulfitri. (Foto: kuninggading.desa.id)
Pawai obor yang dilakukan pada malam takbiran menyambut Hari Raya Idulfitri. (Foto: kuninggading.desa.id)

ThePhrase.id - Malam takbiran merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam menyambut Hari Raya Idulfitri dan sebagai penutup setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah wajib berpuasa.

Menjelang Idulfitri, lebih tepatnya pada tanggal 1 Syawal, umat Muslim di seluruh Indonesia akan beramai-ramai mengumandangkan takbir sebagai tanda berakhirnya bulan suci Ramadan.

Pada umumnya, malam takbiran dilakukan di masjid, namun ternyata di Indonesia terdapat beberapa tradisi unik malam takbiran untuk menyambut Hari Raya Idulfitri. Tradisi-tradisi yang berbeda dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, ini 4 tradisi malam takbiran yang unik dan meriah. 

1. Grebeg Syawal Keraton Surakarta 

4 Tradisi Malam Takbiran yang Unik  dan Meriah
Gunungan yang berisikan sajian makanan dan sayur mayur. (Foto: jogjaprov.go.id)

Grebeg Syawal adalah sebuah tradisi syukuran yang menjadi ciri khas dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Tradisi ini dilaksanakan untuk merayakan berakhirnya bulan suci Ramadan dan memasuki bulan Syawal. Upacara Grebeg Syawal tidak hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga merupakan wujud syukur dari sang Raja yang ditunjukkan dengan membagi-bagikan sedekah kepada masyarakat.

Setiap tahun, Grebeg Syawal diawali dengan perebutan dua gunungan besar oleh masyarakat. Gunungan-gunungan ini, disebut gunungan Estri (perempuan) dan gunungan Jaler (laki-laki) yang merupakan simbol dari kesuburan dan kesejahteraan.

Dua gunung tersebut berisikan makanan siap saji yang melambangkan peran seorang istri dalam memasak dan mengolah hasil kerja suami serta harapan akan keberkahan rezeki bagi keluarga. Sedangkan, gunungan Jaler berisi bahan-bahan mentah seperti hasil ladang dan sayur-mayur, melambangkan tanggung jawab seorang suami dalam mencari nafkah untuk keluarganya.

2. Meriam Karbit Pontianak

4 Tradisi Malam Takbiran yang Unik  dan Meriah
Festival Meriam Karbit. (Foto: pontianak.go.id)

Meriam karbit, adalah sebuah permainan tradisional yang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kota Pontianak, serta memiliki sejarah yang unik. Pada zaman Kerajaan Pontianak dahulu, bunyi meriam ini mengumumkan awal bulan Ramadhan. Permainan ini dinamai "meriam karbit" karena suaranya yang keras, mirip dengan meriam menggunakan karbit.

Pembuatan meriam ini memerlukan bahan-bahan seperti bambu atau kayu mabang, serta memakan biaya yang cukup besar. Biasanya, permainan meriam karbit diadakan di sepanjang Sungai Kapuas. Dahulu, meriam ini digunakan sebagai alat strategis dalam perang melawan penjajahan karena suaranya yang keras bisa menakut-nakuti musuh. Namun, kini permainan meriam karbit digunakan untuk meramaikan takbiran malam di Kota Pontianak. Pemerintah Kota Pontianak bahkan menjadikan permainan karbit sebagai salah satu daya tarik pariwisata kota tersebut.

3. Tumbilotohe Gorontalo

4 Tradisi Malam Takbiran yang Unik  dan Meriah
Tradisi pasang lampu Tumbilotohe di Gorontalo. (Foto: menpan.go.id)

Tumbilotohe adalah tradisi yang berlangsung di Gorontalo menjelang akhir bulan Ramadan. Masyarakat menghias rumah dan jalanan umum dengan lampu-lampu khas dari damar yang disebut "tohetutu". Tradisi ini memiliki nilai sejarah yang penting, karena menandai perjuangan nenek moyang kita dalam memahami Islam dari kepercayaan animisme. Awalnya, mereka menggunakan lampu yang terbuat dari ranting kayu kering yang diikat dan dinyalakan untuk menerangi jalan menuju rumah-rumah saat salat tarawih dan tadarus.

Saat tradisi tumbilotohe diadakan, Gorontalo menjadi sangat terang, hampir tidak ada sudut kota yang gelap. Cahaya dari lentera-lentera tumbilotohe yang dipasang di rangka-rangka kayu yang dihias dengan janur kuning atau yang dikenal sebagai Alikusu, membuat kota Gorontalo terlihat gemerlap. Di atas rangka-rangka itu, tergantung sejumlah pisang sebagai simbol kesejahteraan dan tebu sebagai simbol keramahan dan kemuliaan hati untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi menyalakan lampu minyak tanah di penghujung Ramadan di Gorontalo sangat erat dengan nilai-nilai agama. Dalam setiap perayaan tradisi ini, masyarakat dengan sukarela menyalakan lampu dan menyediakan minyak tanah sendiri tanpa bantuan subsidi dari pemerintah. Area lapang yang luas dan lahan pertanian digunakan untuk membentuk berbagai formasi lentera yang menampilkan gambar masjid, Alquran, dan kaligrafi yang memukau. Selain itu, tradisi tumbilotohe juga menarik ketika penduduk Gorontalo mulai membunyikan meriam bambu atau mengadakan atraksi bunggo dan festival bedug.

4. Pawai Obor 

4 Tradisi Malam Takbiran yang Unik  dan Meriah
Pawai obor yang dilakukan pada malam takbiran menyambut Hari Raya Idulfitri. (Foto: kuninggading.desa.id)

Pelaksanaan pawai obor diiringi oleh mobil yang memimpin pawai di barisan depan, yang dihias dan dilengkapi dengan pengeras suara serta bedug untuk melantunkan takbir. Di belakang, terdapat barisan motor yang diikuti oleh warga sekitar yang turut meramaikan pawai obor.

Suasana meriah pawai obor yang dilakukan untuk menyambut Idulfitri selalu mendapatkan antusiasme yang tinggi dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Beberapa warga bahkan membawa obor bambu sambil berjalan di belakang, sambil terus melantunkan takbir.

Kegiatan ini sudah menjadi sebuat tradisi yang menandakan berakhirnya bulan suci Ramadan di beberapa daerah di Indonesia. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic