lifestyleCoffee

5 Coffee Shop Ramah Disabilitas yang Wajib Kamu Kunjungi, Apa Saja?

Penulis Firda Ayu
Aug 11, 2025
(Foto: instagram.com/difabis & koptul.id)
(Foto: instagram.com/difabis & koptul.id)

ThePhrase.id – Bukan cuma soal rasa, kini secangkir kopi bisa juga menjadi simbol inklusivitas. Di berbagai sudut Indonesia, sejumlah coffee shop hadir memberi ruang bagi penyandang disabilitas untuk berkarya dan mandiri lewat dunia kerja.

Ini dia 5 rekomendasi coffee shop yang tak hanya menghadirkan secangkir kopi nikmat tapi juga membuka peluang bagi penyandang disabilitas untuk bekerja. Apa saja? Berikut daftarnya dilansir dari berbagai sumber.

Difabis

Difabis, singkatan dari “Difabel Bisa” merupakan coffee shop program dari BAZNAS (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta. Bertujuan menciptakan kemandirian dan kesejahteraan difabel melalui kesempatan kerja, Difabis dibuka pertama kali di tahun 2021.

Kini, Difabis telah memiliki enam cabang yang tersebar di lima wilayah Jakarta, termasuk Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan, salah satunya terletak di Stasiun BNI City.

Per tahun 2024, Difabis Coffee & Tea telah memberdayakan sebanyak lebih dari 34 penyandang disabilitas. Menu-menu yang dihadirkan di kedai kopi ini juga beragam dan terjangkau, seperti kopi susu gula aren yang dibanderol seharga Rp18.000. 

DignityKu

DignityKu adalah kafe inklusif yang dikelola untuk memberdayakan penyandang disabilitas, sekaligus menjadi ruang pelatihan agar mereka siap terjun ke dunia kerja. Didirikan oleh Hendra Warsita, nama “DignityKu” atau “martabatku” dipilih sebagai simbol penghormatan terhadap martabat dan harga diri para penyandang disabilitas.

Tak sekadar menyajikan kopi dan makanan, DignityKu juga menyediakan program beasiswa pelatihan khusus untuk membekali teman-teman disabilitas dengan keterampilan yang relevan, sehingga mereka dapat lebih mandiri dan berdaya di berbagai bidang industri.

Berlokasi di Jl. Sepat No.22, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kafe ini menawarkan berbagai pilihan menu dengan harga terjangkau, mulai dari Rp18 ribu hingga Rp50 ribu. Mulai dari kopi, minuman non-kopi, pastry, hidangan utama, hingga kudapan ringan.

Sunyi Coffee 

Sesuai namanya, Sunyi Coffee hadir sebagai tempat ngopi sekaligus ruang inklusi untuk teman Tuli. Nama “Sunyi” dipilih untuk mencerminkan nuansa kedai yang tenang dan memberikan ruang bagi pengunjung dan pekerja dari kalangan Tuli untuk berinteraksi secara nyaman.

Beroperasi setiap hari, Sunyi Coffee tidak hanya menyajikan beragam varian coffee, non-coffee, maupun snacks, tetapi juga menjadi ruang belajar bahasa isyarat dan menjadi bentuk perjuangan kesetaraan. Berdiri sejak tahun 2019, Sunyi Coffee kini memiliki beberapa cabang, di Barito, Bekasi, dan Menara 2 BTN. 

Selain menjadi ruang inklusi, Sunyi Coffee juga menyediakan wadah pelatihan barista melalui Sunyi Academy baik untuk difabel maupun non-difabel.

Deaf Café Fingertalk 

You dine, you sign, and you’ll make a difference.” Tagline ini menggambarkan misi utama Deaf Café Fingertalk yang berdiri sejak Mei 2015 ini. Melansir Tempo, kafe yang terinspirasi dari salah satu kafe di Nikaragua, Amerika Selatan ini mempekerjakan sekitar 20 sahabat disabilitas.

Di dalam kafe ini, pengunjung diajak untuk berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, atau sekadar mencoba memahami cara komunikasi sahabat tuna rungu. Melalui kafe ini, pendiri Deaf Café Fingertalk, Disa Ahdanisa ingin mencipatakan ruang inklusi yang memberikan pengalaman berbeda bagi pelangga.

Selain kafe, Deaf Cafe Fingertalk juga menyediakan jasa pembersih mobil yang juga dilakukan oleh pekerja dari sahabat disablitas.

Kopi Tuli

Koptul atau Kopi Tuli didirikan pada 2018 oleh tiga sahabat tuna rungu, yaitu Putri Santoso, Adhika Prakoso, dan Erwin Syah Putra. Gagasan mendirikan kafe ini berangkat dari pengalaman pribadi Putri, yang sempat bermimpi bekerja di kantor namun kerap menghadapi penolakan karena keterbatasan komunikasi sebagai penyandang disabilitas.

Di Koptul, berbagai menu disederhanakan dalam bentuk alfabet dan dilengkapi dengan gambar bahasa isyarat. Tujuannya adalah untuk mempermudah pelanggan dalam melakukan pemesanan sekaligus mengajak mereka belajar berkomunikasi dengan staf melalui bahasa isyarat.

Menariknya, kafe ini juga sengaja tidak menyediakan koneksi WiFi agar interaksi antara staf dan pelanggan tidak terganggu oleh gadget. Saat ini, Koptul telah hadir di dua lokasi, Depok dan Duren Tiga, Jakarta Selatan sebagai ruang inklusif yang mempertemukan dunia Tuli dan dunia dengar lewat secangkir kopi. [fa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic