ThePhrase.id - Kasus penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak tengah menjadi perhatian di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melaporkan setidaknya 152 kasus gangguan ginjal akut misterius sejak Januari hingga September 2022.
Temuan kasus tersebut terjadi di 14 provinsi, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Sebelumnya, penyakit gagal ginjal akut telah ditemukan di Gambia, Afrika Barat dan menyebabkan setidaknya 69 anak meninggal dunia.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, Eka Laksmi Hidayati mengungkap saat ini penyebab gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia masih diselidiki. IDAI sendiri telah melakukan investigasi virus tertentu lewat pemeriksaan swab tenggorokan dan rektal.
Namun, hingga kini belum ada jenis virus yang identik menjadi pemicu masalah kesehatan ini. “Ada beberapa yang virusnya A, ada yang B, ada yang C, sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa penyebabnya adalah salah satu virus tersebut," jelas Eka.
Meski belum diketahui dengan pasti, saat ini penyebab gangguan ginjal akut misterius itu dikatakan sebagai efek samping dari beberapa obat. Penyidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap bahwa beberapa sirup obat batuk dan demam seperti Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup mungkin menyebabkan penyakit tersebut.
Obat buatan perusahaan farmasi berbasis di India itu disebut mengandung dietilen glikol dan etilen glikol dengan kadar di atas normal, sehingga meracuni tubuh dan merusak ginjal.
Menanggapi temuan tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia memastikan bahwa empat sirup obat batuk tersebut tidak terdaftar di Indonesia.
"Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk yang ditarik di Gambia tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM," sebut BPOM dalam siaran pers, Senin (17/10).
BPOM mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pengawasan secara komprehensif terhadap produk obat yang beredar di Indonesia. BPOM juga menegaskan bahwa dietilen glikol dan etilen glikol tidak boleh digunakan pada semua produk baik untuk anak maupun dewasa.
"Namun sebagai langkah kehati-hatian, BPOM juga sedang menelusuri kemungkinan kandungan DEG dan EG sebagai cemaran pada bahan lain yang digunakan sebagai zat pelarut tambahan," imbuh BPOM.
Gejala Gangguan Gagal Ginjal Misterius
Melansir detik.com, Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, Yanti Herman, menjelaskan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan ginjal tersebut menunjukkan gejala pengurangan jumlah air kencing. Menurutnya beberapa kasus bahkan berhenti sama sekali.
Selain itu, beberapa kasus juga menunjukkan gejala lain termasuk batuk, pilek, diare, dan muntah. Meski demikian gejala tersebut tidak terjadi secara merata di seluruh kasus.
Jika anak menunjukkan gejala tersebut, pasien perlu dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi pengobatan. Saat ini belum ada pengobatan paten untuk kasus tersebut, tetapi pengobatan tertentu bisa dilakukan seperti membuat pasien buang air kecil. [nadira]