ThePhrase.id - Fenomena langit istimewa akan hadir pada Minggu malam, 7 September 2025. Pada malam itu, masyarakat bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total (GBT) atau yang sering disebut blood moon.
Mengutip Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gerhana Bulan terjadi ketika cahaya Matahari terhalang Bumi sehingga tidak seluruhnya sampai ke permukaan Bulan. Peristiwa ini hanya mungkin terjadi saat fase Bulan purnama, ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus.
Dalam fase total, Bulan akan sepenuhnya masuk ke bayangan inti Bumi (umbra) dan tampak berwarna merah. Warna merah tersebut muncul karena proses hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi, di mana cahaya biru tersebar, sementara cahaya merah justru lolos dan mengenai permukaan Bulan.
Gerhana Bulan Total pada 7 September 2025 ini termasuk dalam seri Saros 128, tepatnya anggota ke-41 dari total 71 gerhana. Peristiwa sebelumnya dalam seri ini terjadi pada 28 Agustus 2007, sedangkan gerhana berikutnya akan berlangsung pada 19 September 2043.
Melansir Kompas.com, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, membenarkan adanya fenomena gerhana Bulan total dan memastikan peristiwa ini dapat diamati dari Indonesia.
“GBT (gerhana Bulan total) bisa teramati di Indonesia pada 7 September 2025,” ujar Thomas.
Berdasarkan data BMKG, berikut fase-fase Gerhana Bulan Total:
Durasi keseluruhan gerhana mencapai 5 jam 26 menit 39 detik, dengan fase totalitas berlangsung selama 1 jam 22 menit 6 detik.
Fenomena ini tidak menimbulkan dampak berbahaya bagi Bumi. Efeknya hanya berupa peningkatan pasang air laut, sama seperti pada fase Bulan purnama atau Bulan baru.
Agar pengalaman menonton lebih berkesan, Observatorium Bosscha membagikan beberapa tips sederhana:
[nadira]