ThePhrase.id – Begitu banyak permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah, terutama yang berasal dari plastik.

Meskipun pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, namun karena beberapa hal seperti masih kurangnya partisipasi masyarakat terkait mekanisme pembuangan sampah dan penggunaan plastik, hingga masih terjadinya impor sampah plastik yang dikirim dari negara lain menyebabkan Indonesia belum bisa terlepas dari permasalahan limbah tersebut.

Fenomena ini mendorong seorang gadis remaja bernama Aeshnina Azzahra tergerak untuk berperan aktif menjaga kelestarian lingkungan di Indonesia. Salah satunya yakni dengan cara mengirimkan surat kepada Presiden AS, Joe Biden, dan juga para pemimpin dunia.

"Menurut pengalaman saya, suara anak itu lebih didengar publik dan pemerintah. Upaya yang saya lakukan untuk mencegah masuknya sampah plastik import ke Indonesia (dengan) saya menulis surat. Karena menulis kan kita semua bisa menulis, gampang, dan bisa kirim ke siapa pun yang kita mau. Saya menulis pertama kali pada tahun 2019 ke Presiden Amerika Donald Trump, kemudian saya menulis ke kanselir Jerman, Perdana Menteri Australia, Perdana Menteri Kanada. Dan pada tahun 2021, saya menulis surat ke Presiden Amerika Serikat yang baru, Joe Biden, dan Perdana Menteri Belanda," ujar aktivis lingkungan berusia 14 tahun tersebut.

Bukan hanya berdasarkan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan di negara tempat ia tinggal, Aeshnina juga mengatakan bahwa upayanya tersebut merupakan wujud cintanya terhadap Indonesia.

"Alasan saya fokus mengenai isu lingkungan dan sampah plastik itu karena penyelundupan sampah plastik yang dilakukan oleh negara maju. Ya, saya sebagai anak Indonesia nggak terima, negara Indonesia negara berkembang dijadikan tempat sampah oleh negara maju yang kita jadikan panutan," ucapnya.

Gadis yang pernah diundang ke COP26 Glasgow 2021 berkat upayanya yang berani itu juga mengaku bahwa setelah dirinya mengirimkan surat-surat tersebut, jumlah plastik impor di Indonesia pun mulai berkurang.

"Dan sekarang sampah plastik impor dari Amerika berkurang hingga 50 persen dibandingkan dari 2018. Yang membuat saya tetep semangat untuk memperjuangkan isu lingkungan ini ya saya ingin waktu saya besar nanti generasi muda dan generasi selanjutnya merasakan gimana rasanya hidup di lingkungan yang bersih, menghirup udara yang bersih, minum air yang bersih, berenang di sungai yang bersih. Saya mau mereka merasakan itu," ungkap Aeshnina.

Aeshnina pun berpesan kepada generasi muda di Indonesia agar terus aktif dan berani dalam mengatasi isu lingkungan, sebab isu tersebut merupakan hal penting yang harus terus diperjuangkan.

"Pesan saya untuk anak muda Indonesia, kita sebagai anak muda mempunyai hak untuk hidup di sungai yang bersih, menghirup udara bersih, kita punya hak untuk itu. Jadi, kita tidak boleh takut, kita harus berani, berjuang, bersuara menuntut hak kita. Dan generasi saat ini, bapak-bapak, ibu-ibu, pemerintah, saya ingin kalian untuk lebih memprioritaskan isu lingkungan agar anak cucu bisa hidup di masa depan yang cerah. Jadi, kurangi penggunaan plastik sekali pakai," tandas Aeshnina.

Aeshnina juga berpesan kepada kaum perempuan dan para ibu untuk mendidik anak-anak mereka agar berani dalam menyampaikan gagasan yang bermanfaat dan berpengaruh baik terhadap masa depan.

"Pesan saya untuk perempuan, perempuan akan menjadi ibu. Dan ibu adalah pembuat keputusan, dan menjadi contoh untuk anaknya. Jadi, sebagai perempuan kita tidak boleh takut untuk menyampaikan ide atau gagasan kita untuk masa depan" tutup Aeshnina. [hc]