ThePhrase.id - Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) Filipina telah melaporkan total 379 insiden banjir dan 60 tanah longsor di seluruh negeri sebagai akibat dari hujan lebat yang dibawa oleh Badai Tropis Nalgae.
Pasca kejadian tersebut, pihak berwenang mengatakan setidaknya 98 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor, dengan lebih banyak korban dilaporkan hilang.
Ilustrasi mobil terendam banjir. (Foto: pixabay/12019)
Lebih dari setengah kematian tercatat di wilayah otonomi selatan Bangsamoro, yang mayoritas disebabkan oleh tanah longsor. Sekitar 63 orang dilaporkan hilang, sementara 69 orang dilaporkan terluka. Wilayah Bangsamoro menyumbang 53 kematian, dengan 22 orang masih hilang.
Kerusakan infrastruktur akibat hujan lebat dan angin kencang bernilai hampir 758 juta peso (sekitar 203 miliar rupiah), sementara kerugian di bidang pertanian diperkirakan lebih dari 435 juta peso.
Badai Tropis Nalgae menghantam pulau utama negara itu, Luzon, dengan kecepatan angin maksimum 95 km/jam setelah mendarat di pulau Catanduanes. Hujan lebat yang dipicu oleh badai yang mendekat dimulai pada Kamis (27/10) yang secara cepat menggenangi sebagian besar daerah pedesaan di pulau Mindanao.
Badai ini diikuti oleh tanah longsor dan banjir, dengan air yang mengalir deras dan sarat puing menyapu seluruh keluarga di beberapa daerah dan merusak hampir 500 rumah.
Badai sendiri bukanlah hal asing bagi Filipina. Negara tersebut mengalami setidaknya 20 badai setiap tahun. Meski bukanlah badai yang sangat kuat, Nalgae memiliki ukuran yang sangat besar sehingga menutupi sebagian besar negara dan sangat basah.
Banjir bandang dan tanah longsor selalu menjadi salah satu bencana terbesar di Filipina, dengan geografi yang tidak stabil dan pegunungan yang gundul. Peringatan telah dikeluarkan atas kemungkinan tanah longsor di lereng gunung berapi terbesar.
NDRRMC mengungkap bahwa lebih dari 40.000 orang dievakuasi sebelum badai melanda. Pada 30 Oktober 2022, sebanyak 364.746 orang telah mengungsi di seluruh negeri dan mayoritas tinggal di 2.125 kamp evakuasi. Badai itu telah berdampak pada 932.077 nyawa di 46 provinsi di 14 wilayah.
Nalgae meninggalkan Filipina pada hari Senin (32/10) dan menuju ke China selatan. [nadira]