ThePhrase.id - Dewa berwujud Kera Putih dalam pewayangan Ramayana menunjukkan kegenitannya di hadapan Menteri Pariwisata India (Ministry of State for Turism India), Shry Ajay Bhatt dan rombongan dalam pertunjukan Tari Kecak di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Kawasan Luar Pura Uluwatu, Pecatu Bali, Minggu, 25 September 2022.

Tokoh protagonis bernama Hanoman ini beraksi di antara puluhan penari yang tampil dalam pertunjukan Tari Kecak yang dimulai pukul 17.00 hingga 18.00 WITA.

Hanoman yang bergerak lincah, loncat dari gapura, tangga dan tribun penonton selalu ditunggu kemunculannya karena aksinya yang kocak. Sesekali ia mendekati, mengagetkan atau meraih kaca mata, topi atau telepon genggam penonton. Ia juga menunjukkan kebiasaan monyet yang mencari kutu di kepala dan memakannya.

Penonton pertunjukan tradisional Hindu yang datang dari berbagai negara juga dibuat takjub dengan kemampuan Hanoman keluar dari kobaran api saat menyelamatkan Dewi Shinta dari penculikan Rahwana sang tokoh antagonis.

 

Penampilan Sendratari di atas tebing pantai Uluwatu, Pecatu, Kabupaten Badung ini memiliki unsur magis yang tinggi. Sebelum para penari beraksi, seorang pemuka adat memercikan air dari mangkuk berisi bunga dan rempah.

Sepanjang tari berlangsung, penari menyuarakan kata "Cak" dan beberapa dari mereka melantungkan mantra suci sebagai persembahan untuk Dewa.

Unsur magis juga terasa dari suasana jelang senja di panggung terbuka dan berakhir saat matahari sudah tenggelam sempurna di ufuk barat.

"Wisatawan asing lebih suka menyaksikan Tari Kecak di Uluwatu, karena terasa magisnya,"kata Gde Anton salah seorang warga Bali yang sering mengantarkan turis dari mancanegara kepada ThePhrase.idGoestoBali, Minggu (25/9).

Meski pertunjukkan tradisional ini sudah ada di beberapa tempat seperti GWK Cultural Park dan Pantai Melasti, namun aksi sekitar 70 seniman Bali dalam Tari Kecak di bibir Samudra Hindia ini akan dinikmati delegasi G20 di Kawasan Luar Pura Luhur Uluwatu pada November 2022 mendatang. (IM)