politics

Akui Arogan di Masa Muda, Tom Lembong Sebut Dirinya di-Slepet Tuhan

Penulis Rangga Bijak Aditya
Jan 23, 2024
Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong saat menjadi tamu di podcast kasisolusi, tayang di YouTube pada Rabu (10/1/24). (Foto: Tangkapan layar YouTube/Kasisolusi)
Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong saat menjadi tamu di podcast kasisolusi, tayang di YouTube pada Rabu (10/1/24). (Foto: Tangkapan layar YouTube/Kasisolusi)

ThePhrase.id - Co-Captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Tom Lembong ungkap titik rendah dalam hidupnya ketika menganggur karena sombong dan arogan di masa mudanya.

Tom bercerita bahwa semasa kecil hingga remaja, ia merupakan seorang anak yang amat sangat dimanja oleh kedua orang tuanya, termasuk ayahnya yang seorang dokter.

“Saya dari SMA udah ke Amerika, dan kemudian kerja keras bisa masuk ke Harvard. Begitu saya diterima di Harvard, kepala saya langsung besar kepala lah, sombong banget,” ucap Tom Lembong saat menjadi tamu dalam acara podcast Kasisolusi yang tayang di YouTube pada Rabu (10/1).

“Udah dimanja orang tua, hidup mewah, keterima di Harvard, apalagi setelah empat tahun kemudian lulus, diterima di Morgan Stanley, kerja di Wolf Street, dan itu lagi masa jaya-jayanya Wolf Street, makin besar kepala lah,” lanjutnya.

Kemudian ia mengatakan sifat sombong dan arogansinya itu akhirnya mendapat “slepet” dari Tuhan.

“Jadi saya sangat-sangat arogan, sangat-sangat sombong, ya, syukur Alhamdulillah saya di-slepet sama Gusti Allah,” imbuh Tom.

Terkena PHK Akibat Krisis Moneter 1997

Slepet atau teguran dari Tuhan yang dimaksud ia rasakan ketika ia terkena PHK, yakni ketika dirinya pindah tugas dari New York ke Singapura. Pada saat itu terjadi krisis moneter di Asia Pasifik tahun 1997, yang menyebabkan nilai rupiah mengalami depresiasi hingga 90% dalam setahun.

Bahkan negara-negara tetangga juga mengalami bangkrut, seperti Thailand, Malaysia, hingga Korea Selatan.

“Korea bangkrut, Thailand bangkrut, Indonesia bangkrut, Malaysia goyang, akhirnya saya di-PHK,” ujar Tom.

Tom ungkap dirinya mulai belajar tentang kerendahan hati saat dirinya menjadi pengangguran selama sekitar tujuh bulan. Saat itu bahkan ia rela tidur di sofa milik temannya karena tidak siap untuk mengeluarkan biaya sewa apartemen untuk dirinya sendiri.

“Di situ baru mulai belajar bertanggung jawab, pengeluaran sesuai penghasilan. Waduh, ternyata perlu ya yang namaya tabungan,” tukasnya.

Pada masa-masa itu, ia merenung dan mengintrospeksi diri, serta menyadari bahwa kerendahan hati merupakan sesuatu yang perlu dirawat sampai akhir hidup secara terus menerus. Karena jika tidak, sifat arogansi akan mudah untuk ‘menyelip masuk’.

“Salah satu pepatah favorit saya, sebuah kesalahan yang membuat kita rendah hati, lebih baik daripada sebuah kesuksesan yang membuat kita arogan,” tandasnya. (Rangga)

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic