ThePhrase.id – Lailatul Qadar merupakan peristiwa penting yang terjadi pada bulan Ramadhan, yakni ketika turunnya Al-Qur’an ke Bumi.
Banyak umat Muslim yang berlomba-lomba melakukan ibadah seperti shalat wajib dan sunnah, membaca Al-Qur’an, hingga beritikaf (beribadah di masjid selama semalaman penuh) untuk mendapatkan pahala lailatul qadar.
Lantas, bagaimana dengan wanita yang sedang haid atau nifas yang tidak dapat melaksanakan shalat dan mengaji (menyentuh Al-Qur’an)? Amalan apa saja yang dapat mereka lakukan pada malam “1000 bulan” tersebut?
Dilansir dari laman NU Online, Syekh Nawawi Al-Bantani mengatakan bahwa ada tingkatan dalam menghidupkan atau mengisi lailatul qadar, dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah.
Ilustrasi malam Lailatul Qadar (Foto: iStockphoto / sofirinaja)
“Tingkatan menghidupkan lailatul qadar ada tiga. Yang tertinggi adalah menghidupkan lailatul qadar dengan shalat. Sedang tingkatan yang sedang adalah menghidupkan lailatul qadar dengan zikir. Tingkatan terendah adalah menjalankan shalat Isya dan Subuh berjamaah,” kata Syekh Nawawi Banten.
Dari ketiga tingkatan ini, yang bisa dilakukan oleh wanita yang sedang haid atau nifas untuk mengisi lailatul qadar adalah dengan memperbanyak zikir, berdoa, dan beristighar.
Ciri malam Lailatul Qadar
Lailatul qadar terjadi pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Ada juga yang mengatakan lailatul qodar terjadi di malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.
"Carilah lailatul qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari & Muslim).
Para ulama menyampaikan bahwa lailatul qadar ditandai dari kondisi alam dan lingkungan sekitar seperti matahari yang tidak terasa panas menyengat dan langit malam yang tampak bersih.
Ilustrasi berdoa (Foto: tribunjogja)
"Dari Ubaiy bin Ka'ab, Rasulullah bersabda, 'Pagi hari dari lailatul qadar terbit matahari tidak menyengat bagaikan bejana sampai meninggi." (Dalam hadits riwayat Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Abu Daud).
Rasulullah SAW juga pernah bersabda: "Lailatul Qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak, dan pada siang harinya matahari bersinar tidak begitu panas," (HR. Ahmad). [hc]