politics

Andil Jokowi di Balik Keluarnya Ahmad Ali dari NasDem dan Jadi Ketua Harian PSI

Penulis M. Hafid
Sep 29, 2025
Ketua Harian DPP PSI Ahli Ali. Foto: Instagram @madtu_madali
Ketua Harian DPP PSI Ahli Ali. Foto: Instagram @madtu_madali

ThePhrase.id - Politisi senior Ahmad Ali resmi bergabung dan dilantik sebagai Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Jumat (26/9) lalu. Ali sebelumnya tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Partai NasDem periode 2019-2024 di bawah asuhan Surya Paloh.

Merapatnya Ali ke PSI menimbulkan selaksa tanya di benak masyarakat, khususnya soal hubungan dia dengan Surya Paloh maupun NasDem yang telah membesarkan namanya di kancah politik tanah air.

Ali cukup lama tidak menampakkan batang hidungnya di NasDem pasca pemilihan umum (Pemilu) 2024. Bahkan, Ali juga tidak dimasukkan ke dalam daftar pengurus DPP NasDem periode 2024-2029.

Namun, Ali membantah dan menyebut hubungan keduanya masih terjalin dengan baik. Ali tetap menganggap Surya Paloh sebagai kakak dan mentornya dalam politik.

"Hubungannya baik sih. Apapun Pak Surya sampai hari ini hubungan saya baik-baik saja. Beliau kakak, beliau adalah orang tua saya, beliau adalah guru saya," kata Ali usai pelantikan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (26).

Meski begitu, Ali tidak mengetahui respons Surya Paloh atas kepindahannya ke PSI, karena dia tidak mengkonfirmasinya. Di sisi lain, Ali menyebut dirinya belum sempat berpamitan dengan ketua umum NasDem itu.  

Bagi Ali, berpindah haluan di dalam politik merupakan hal yang biasa di Indonesia sehingga tidak ada yang perlu dipersoalkan. Kepindahannya ke PSI disebut karena memiliki jalinan batin yang kuat dengan PSI.

"Biasa kan dalam berpolitik kita pasti berteman dengan seluruh partai. Dan ya kebetulan nyangkut di kami. Kita ini punya relasi batin yang cukup kuat. Jadi emang tiba-tiba nyatu aja," ungkapnya.

Selain itu, ketertarikan Ali terhadap PSI lantaran dinilai sebagai partai masa depan. "Bagi saya partai PSI ini partai masa depan," tegasnya.

Optimisme yang dilontarkan itu keluar bukan karena dia menerima mahar dari PSI untuk mengisi posisi vital di partai berlambang gajah itu. Dia menegaskan bahwa dirinya tidak mencari makan di dalam partai.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Hermawi Taslim merespons bergabungnya Ali ke PSI. Tidak hanya Ali, salah seorang kader NasDem juga bergabung ke PSI, yakmi Bestari Barus.

Hermawi mengaku turut senang atas bergabungnya kedua mantan kader NasDem ke PSI. Sebelum hengkang dari partai besutan Surya Paloh itu, keduanya sempat mencalonkan sebagai anggota DPR RI, sayangnya keduanya gagal melenggang ke Senayan.

"NasDem ikut senang keduanya mencoba peruntungan di partai baru, setelah gagal jadi anggota legislatif pada pemilu lalu, semoga sukses," kata Hermawi, Sabtu (27/9).

Di sisi lain, Hermawi juga mengungkapkan bahwa didapuknya Ahmad Ali maupun Bestari Barus sebagai pengurus DPP PSI menandakan bahwa kaderisasi yang dilakukan NasDem berhasil.

"NasDem senang karena ex kadernya dipakai di partai lain, ini satu bukti bahwa kaderisasi NasDem diakui dan dianggap baik oleh partai lain, minimal oleh partai yang belum lolos ambang batas parlemen," tandasnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menilai ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi kepindahan Ali ke PSI. Pertama, karena hubungan Ali dengan NasDem sedang tidak baik-baik saja.

"Itu gejala alamiah di semua partai politik. Unsur ketidakcocokan jadi sebab utama, bisa karena beda visi-misi, cara pandang, kepentingan, atau mungkin soal peran di NasDem yang mulai berkurang,” kata Adi, Sabtu (27/9).

Posisi strategis yang ditawarkan menjadi alasan kedua yang membuat Ali beralih muka dari NasDem. Menurutnya, jabatan ketua harian yang kini diemban Ali memiliki arti penting.

“Kedua, di PSI mendapat posisi strategis dan peran terhormat. Apapun judulnya, ketua harian itu sangat vital dalam sebuah partai yang bisa mengorkestrasi kepentingan ke depan. Tidak semua orang bisa di posisi ini,” lanjut Adi.

Alasan ketiga, terdapat andil Jokowi dalam keputusan Ali. Pasalnya, hubungan keduanya dianggap cukup dekat selama ini.

“Ketiga, Ahmad Ali khususnya selama ini dinilai publik punya kedekatan cukup baik dengan Jokowi. Karena apapun judulnya, Jokowi adalah imam besar-nya PSI,” tandasnya. (M. Hafid)

Artikel Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic