ThePhrase.id - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan bahwa Liga Sepak Bola Putri Indonesia akan kembali dihidupkan, dimulai dengan penyelenggaraan turnamen pramusim pada 2026.
Ajang ini menjadi langkah awal untuk menguji kesiapan klub, pemain, dan sistem kompetisi menjelang peluncuran resmi Liga Putri pada 2027.
Pernyataan tersebut disampaikan Erick dalam konferensi pers Hydroplus Piala Pertiwi U-14 dan U-16 All Stars di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu, 12 Juli 2025. Ia menegaskan bahwa turnamen pramusim itu akan melibatkan empat klub dari tiga kota, yakni Jakarta, Tangerang, dan Bandung.
"Saya bilang 2027 kita coba trial yang namanya liga putri. Tapi di 2026, saya akan minta liga untuk mulai pre-season, coba empat klub dulu. Kita lihat seperti apa talentanya," kata Erick.
Rencana tersebut menjadi jawaban atas tuntutan yang terus bergema dari berbagai pihak, termasuk para pemain tim nasional putri. Salah satunya ditunjukkan melalui spanduk bertuliskan "Pak Erick, kapan Liga 1 Putri digelar?" yang dibentangkan seusai laga Kualifikasi Piala Asia Putri 2026 melawan Timnas Chinese Taipei Putri pada 5 Juli 2025 lalu.
Menurut Erick, empat klub yang diproyeksikan ikut serta dalam turnamen pramusim adalah Persib Bandung, Persija Jakarta, Dewa United, dan Persita Tangerang. Ia berharap dari keempat klub tersebut, keikutsertaan dapat berkembang menjadi enam klub pada tahun berikutnya.
"Ini akan kita lakukan secara bertahap. Dari empat tim kita lihat kesiapannya. Kalau lancar, 2027 kita mulai liga dengan enam tim," ujar Erick.
Desakan terhadap penyelenggaraan liga putri semakin kuat, menyusul kegagalan Timnas Indonesia Putri lolos ke Piala Asia Putri 2026.
Kekalahan dari Timnas Chinese Taipei Putri memperlihatkan sejumlah kelemahan teknis, mulai dari kemampuan passing, kontrol bola, hingga penyelesaian akhir. Minimnya jam terbang kompetitif dinilai menjadi salah satu penyebab.
Erick mengungkapkan bahwa meski tekanan publik menguat, PSSI tidak akan terburu-buru. Ia menekankan pentingnya membangun fondasi yang kuat agar liga putri tidak berhenti di tengah jalan seperti edisi sebelumnya.
"Kalau kita langsung bikin liga tapi tidak siap, nanti berhenti lagi. Kita sudah pernah punya Liga 1 Putri tahun 2019, setelah itu vakum enam tahun. Sekarang harus benar-benar matang," tambah Erick.
Liga 1 Putri 2019 menjadi kompetisi profesional putri pertama di Indonesia. Saat itu, sepuluh tim ikut serta dan Persib Putri keluar sebagai juara. Namun, tidak ada lanjutan musim setelahnya, membuat pengembangan sepak bola putri mandek dalam enam tahun terakhir.
Sebelumnya, Erick sempat menargetkan agar Liga Putri mendapat pengesahan administratif pada Kongres Biasa PSSI 2025. Namun, dalam kongres tersebut, tidak satu pun keputusan yang menyentuh langsung persoalan liga putri.
Kendati demikian, Erick memastikan bahwa program pembinaan sepak bola putri tetap berjalan. Ia mencontohkan pelaksanaan turnamen usia dini seperti Piala Pertiwi U-14 dan U-16 sebagai bagian dari strategi pengembangan dari akar rumput.
"Pembinaan tetap jalan. Kita tidak tinggal diam. Sekarang kita fokus dari bawah, kita siapkan fondasinya," tutup Erick. (Rangga)