ThepPhrase.id – Wacana Anies Baswedan akan mendirikan partai politik setelah gagal ikut kontestasi Pilkada Jakarta 2024, telah memunculkankan pro kontra. Ada yang memandang pesimis karena menganggap Anies tak cukup modal untuk membiayai pendirian partai baru. Namun banyak juga yang optimis karena Anies memiliki banyak pendukung dan simpatisan yang dapat digerakkan membangun apa saja untuk mendukung gerakan perubahan yang diusungnya.
Salah satu pihak yang pesimis dengan rencana Anies akan mendirikan partai adalah Ketua DPP Partai Keadilan sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera. Mardani berpendapat bahwa langkah tersebut bukan hal yang gampang.
“Membuat partai itu tidak mudah, tapi juga tidak mustahil. Karena memang selalu ada partai yang dibentuk dan ada pula partai yang mati,” ujar Mardani melalui akun X resminya, Minggu (1/9).
Sebagai salah seorang pendiri PKS, Mardani tentu faham betul liku-liku mendirikan sebuah partai. Perlu banyak dana dan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikan partai politik. Terkait rencana Anies itu, Mardani juga menegaskan partainya tidak akan bergantung pada satu figur tertentu untuk tetap kuat dan eksis di dunia politik Indonesia. Menurutnya, PKS akan terus tumbuh selama mampu menjaga kaderisasi dan tetap istiqomah dalam perjuangan.
Namun mantan sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu menilai pernyataan itu sebagai bentuk kegelisahan PKS terhadap rencana Anies mendirikan partai baru. Rencana Anies itu telah membuat PKS kelabakan dan kebakaran jenggot. Dalam akun X nya Said mempertanyakan akun-akun PKS yang membicarakan tentang rencana Anies itu.
"Pak @aniesbaswedan yang rencana bikin partai, kok akun-akun @PKSejahtera banyak yang kebakaran jenggot bahkan seret-seret saya, padahal saya tidak ikutan apapun. Apa yang terjadi di PKS?" tulisnya dalam akun @msaid_didu, Minggu, 1 September 2024.
Sementara itu, Pengamat Politik Agung Baskoro mengatakan Anies telah memiliki dua dari tiga syarat yang dibutuhkan untuk mendirikan partai baru. Dua syarat itu adalah ideologi dan figur. Sedangkan satu syarat lainnya adalah logistik yang harus diupayakan Anies segera. Namun menurut Agung, Anies memiliki pengalaman dan rekam jejak dalam hal pengumpulan dana untuk sebuah pergerakan
"Tinggal soal logistik. Ia mengaktivasi political crowdfunding agar pendanaan partainya lebih organik sebagaimana ia menginisiasi gerakan turun tangan atau relawan nol rupiah," kata Agung, Senin (2/9/2024).
Agung mengingatkan Anies bakal menghadapi tantangan mendirikan partai baru. Tantangan itu berupa upaya-upaya penjegalan dari pihak-pihak yang tidak suka dengan eksistensinya. Arahan Anies untuk mendirikan partai baru, menurut Agung akan dianggap sebagai 'ancaman politik' bagi partai-partai lama maupun bagi presiden terpilih.
Namun sejumlah tokoh partai politik malah menantang Anies untuk mendirikan partai baru jika tak mau bergabung dengan partai politik yang sudah ada. Tantangan itu karena mereka tidak terima dengan ucapan Anies yang menyatakan semua partai politik yang ada saat ini sudah tersandera oleh kekuasaan. Ucapan itu yang disampaikan Anies dalam video 'Catatan Anies Pasca Pilpres dan Pilkada 2024' di Channel YouTube Anies Baswedan, Jumat (30/8/2024).
"Kalau masuk partai, pertanyaannya, partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan?" ujar Anies dalam video itu.
Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman menilai pernyataan Anies itu merupakan stigma pribadi karena tak ada partai yang mencalonkannya. Maka dia mempersilahkan Anies untuk mendirikan partai sendiri.
"Kalau tidak berkenan masuk partai politik ya berkomunikasi dan bekerja sama dengan partai politik. Kalau merasa susah berkomunikasi dan kerja sama dengan partai politik maka silakan mendirikan partai politik," kata Habiburokhman Sabtu, 31 Agustus 2024.
Senada dengan Habiburraohman, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menyarankan agar Anies untuk memilih jalan politik dengan gabung ataupun membuat partai sendiri. Menurutnya, hal itu akan lebih terhormat daripada mengutuk keadaan yang tidak sesuai harapan.
"Dari pada sekadar mengutuk keadaan yang kurang bersesuaian dengan harapan, akan lebih terhormat ketika Pak Anies telah memilih jalan politik untuk mengabdi dengan menjadi anggota partai politik atau mendirikan partai sendiri," ujar Kamhar, Sabtu, 31 Agustus 2024.
Basis Massa yang Besar
Merujuk pada perolehan Pilpres 2024, Anies memiliki 40.971.906 pemilih. Sementara di Jakarta, survei terakhir Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 8-12 Agustus 2024 menunjukkan elektabilitas Anies Baswedan ada di angka 42,8 persen. Angka-angka ini menunjukkan Anies memiliki basis massa yang cukup besar untuk mendirikan sebuah ormas atau partai baru.
Inisiator partai perubahan, Dr. Robby Nurhadi mengungkapkan dirinya sudah menyampaikan kepada Anies Baswedan progres tentang pendirian partai perubahan.
“Khusus untuk partai perubahan beliau berpesan agar tunggu dulu deklarasinya karena sedang dirancang hal yang lebih besar di mana kita semua dilibatkan,” kata Dr Robi melalui Watss up pada Minggu, 1 September 2024.
Dan bila itu terwujud, maka ormas atau partai politik Anies ini akan menjadi gerakan oposisi terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Anies akan menjadi titik penyeimbang pemerintah setelah semua partai politik bergabung kepada pemerintah dalam Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus. Artinya, pertarungan Kubu Keberlanjutan yang diwakili Prabowo-Gibran bersama KIM Plus dan Kubu Perubahan dengan Anies Baswedan sebagai figurnya. Bedanya, di babak dua ini Kubu Perubahan akan berjalan tanpa PKS, Nasdem dan PKB karena mereka telah bergabung pada pemerintah Prabowo-Gibran. Wallau a’lam. (Aswan AS)