ThePhrase.id - Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengatakan kekompakan yang terjalin antara dua mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menghadiri acara Bentang Harapan JakASA di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Selasa (31/12) karena memiliki ‘musuh’ bersama, yakni mantan Presiden Joko Widodo.
“Sepertinya kemesraan Ahok dan Anies atau kemungkinan kerja sama antara Ahok dan Anies mungkin mereka punya common enemy namanya Jokowi,” ucap Adi dalam keterangannya, Rabu (1/1) dikutip Detik.
Adi menyinggung ketika Presiden Ke-7 RI itu memberi dukungannya kepada Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, sehingga Anies yang berada di kubu perubahan dan Ahok yang mendukung kader dari PDIP Ganjar Pranowo, menjadi titik temu sikap keduanya.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai kehangatan tersebut membawa pesan untuk tidak ‘baperan’ dalam berpolitik, dan akan ada kerja sama politik ke depannya antara Anies, Ahok, dan PDIP baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Bisa jangka pendek yang bisa jangka panjang dan bisa hanya untuk konteks Jakarta ataupun pemilu 2029. Apapun judulnya, Anies, Ahok, PDIP sepertinya memiliki nasib politik yang sama, berada di luar kekuasaan, kemudian kalah dalam pemilu,” jelas Adi.
Menurutnya, keakraban Anies dan Ahok menunjukkan persaingan antara keduanya di Pilgub DKI Jakarta 2017 yang dinilai cukup brutal, seolah-olah tak pernah terjadi atau sudah dilupakan.
Sebelumnya, dua mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kompak menghadiri acara tahun baru Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta di Balai Kota, Jakarta Pusat pada Selasa (31/12).
Keduanya yang sama-sama mengenakan baju batik lengan panjang bahkan terlihat akrab saat duduk berdampingan dan asyik mengobrol.
Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017, Ahok mengungkapkan ada kejutan yang mereka siapkan di tahun 2025, namun ia tidak membocorkan apa kejutan yang dimaksud dan meminta seluruh pihak untuk menunggu tanggal mainnya.
“Ini urusan beda, nanti sama Pak Anies, tunggu bulan depan, tanggal main,” ujar Ahok dalam keterangan persnya.
Ia kemudian menyampaikan dua harapannya untuk Jakarta, yakni agar ke depannya memiliki pejabat yang mau memenuhi tuntutan keadilan sosial dari warganya, dan Jakarta yang bisa memenuhi syarat standar dunia menjadi kota megapolitan.
Ketika kembali disinggung soal kejutannya dengan Anies, ia tetap meminta publik untuk menunggu.
“Tunggu bulan depan,” tukasnya.
Begitu pula Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan, ia menjawab pertanyaan awak media sebagaimana apa yang disampaikan Ahok untuk menunggu kejutan tersebut ditunjukkan.
“Nanti dong, kan udah dibilang tunggu. Kalau (diminta) tunggu harus tunggu dong kita,” imbuh Anies sembari tersenyum.
Anies kemudian mengatakan apa yang ia tulis untuk Jakarta, yang menurutnya bukan sekadar gedung tinggi dan kumpulan jalan raya, melainkan cermin mimpi dan lembaran kisah bersama.
“Jakarta adalah tentang manusianya, Jakarta adalah milik kita, dan 500 tahun telah terlewati, ribuan (tahun) ke depan menanti. Semoga Jakarta makin maju, makin setara, makin adil, makin membahagiakan bagi seluruh warganya, dan selalu dalam keberkahan tuhan,” pungkasnya.
Adapun Joko Widodo yang sempat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 tidak menghadiri acara tersebut karena merayakan tahun baru bersama keluarga di kediamannya, Solo, Jawa Tengah. (Rangga)