features

Anies dan Rintangan di Sirkuit Formula E 2024

Penulis Aswan AS
Jun 13, 2022
Anies dan Rintangan di Sirkuit Formula E 2024
ThePhrase.id -  Ungkapan “hanya paku yang menonjol yang akan dipalu” sepertinya pas untuk menggambarkan kondisi yang dialami Anies Baswedan  pasca Formula E.  Karena tak ayal, kesuksesan penyelenggaraan balap mobil formula listrik  itu telah mengerek nama Anies Baswedan makin menjulang.

Di tengah tekanan yang cukup intens  mulai dari pra hingga hari H pelaksanaan balapan itu, Anies mampu mengatasi tekanan itu dengan  membuktikan event dapat terselenggara dengan sukses.  Di DPRD DKI Jakarta, PDI Perjuangan dan PSI adalah dua partai yang secara intens  berupaya menjegal  event  hingga menjelang hari H.  BUMN yang semula diharapkan dapat mendukung event ini seperti di MotoGP di Mandalika  beberapa waktu, ternyata tak ada yang menjadi sponsor.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (foto: IG @aniesbaswedan)


Ketua Komite Pelaksana Formula E Jakarta, Ahmad Sahroni, mengungkapkan kekecewaanya karena tidak ada BUMN yang mau ikut bergabung.  Menurutnya, dia sudah menghubungi langsung Menteri BUMN, Erick Thohir untuk minta BUMN ada yang menjadi sponsor.

"Gua memelas minta BUMN untuk bergabung demi bangsa dan negara, bukan melas karena faktor yang lain," ucap Ahmad Sahroni,  Ketua Komite Pelaksana Formula E Jakarta.

Tanpa BUMN Balapan mobil formula E  Jakarta ini berjalan mulus dengan didukung 30 sponsor swasta dari dalam dan luar negeri. PDI Perjuangan yang semua getol menjegal event ini menjelang hari H  bersikap lunak.  Kehadiran Ketua DPR Puan Maharani yang notabene, pengurus  DPP PDI Perjuangan di atas tribun utama Jakarta E Prik mengaskan jika “Si Moncong Putih” memilih untuk mendukung acara tersebut.

Termasuk kehadiran Presiden Joko Widodo  yang ikut menyerahkan trophy  kepada  pemenang lomba. Meskipun banyak yang mempertanyakan kehadirannya itu sebagai Presiden atau sebagai kader partai.  Karena BUMN yang notabene di bawah presiden tidak ada yang mendukung.  Bisa jadi juga Presiden tidak memiliki cukup power menggerakkan BUMN untuk  mengikuti langkahnya mendukung  ajang formula E itu.

Moment ini mengingatkan publik ketika Anies dihadang untuk naik tribun bersama Jokowi, saat memberikan penghargaan kepada Persija di Gelora Bung Karno beberapa waktu lalu.  Seorang netizen  bernama, Lili Bertha Kartika, di akun  facebooknya  merepost  foto ketika Anies dihadang itu. Dalam salah satu bagian tulisannya di foto itu  dia memuji Anies sebagai pribadi yang berjiwa besar,

“..memperlihatkan kebesaran hati dan adab Gub Anies yang luar biasa, baik sebagai Kepala Daerah maupun pribadi. Dia jelas - jelas dikerjain sejak awal, mulai dari interpelasi tentang Formula E, sampai nggak dikasih sponsor BUMN sama sekali. Jauh sebelumnya, Febuari 2018, dia dipermalukan dengan dicegat untuk tidak boleh ikut memberi selamat ke podium ketika Persija juara. Selama  jelang 5 tahun sebagai Gubernur DKI, dia banyak menerima perlakuan yang menyakitkan hati, difitnah, dijegal, dianak tirikan untuk apa saja yang dikerjakannya.”

Electoral Anies pasca Formula E

Secara kasat mata, keberhasilan formula E dengan zero accident dan pujian dari pembalap dan CEO Formula terhadap sirkuit dan penyelenggaraan event itu, akan berpengaruh terhadap elektabilitas Anies Baswedan.   Namun sejauh ini belum ada lembaga survei yang merelease hasil survei pasca Formula E Jakarta.

Yang ada adalah hasil survei yang dilakukan jauh sebelum penyeleggaran  Formula E  dan baru dirilis beberapa hari setelah pelaksanaan  Formula E.   Seperti survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC yang dilakukan 10-17 Mei 2022. Dalam survei itu SMRC melakukan wawancara dengan 1.220 responden yang dipilih secara acak.

Dalam simulasi pertanyaan spontan tentang capres yang akan dipilih dalam Pilpres 2024, nama Ganjar Pranowo terpilih sebagai top of mind dengan hasil 14,2 persen, diikuti Prabowo Subianto 13,2 persen, Joko Widodo 8,2 persen, dan Anies Baswedan 8,2 persen.  Hasil survei ini dirilis pada hari Kamis, 9 Juni 2022, atau 5 hari setelah balapan formula E.

Survei lain, yang dilakukan oleh Poltracking yang merilis hasil survei pada hari yang sama dengan SMRC, 9 Juni 2022.  Dalam survei yang dilakukan pada periode 16 sampai 22 Mei 2022, Poltracking melakukan survei tersebut dengan menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel mencapai 1.220 responden dengan margin of error +- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.  Hasilnya Ganjar Pranowo berada di urutan teratas dengan perolehan angka 26,9 persen, kemudian di urutan kedua ada nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan 22,5 persen, di urutan ketiga ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan angka 16,8 persen.

Aksi Dukung Anies Pasca fromula E

Pasca pelaksanaan Formula E ada dua kelompok yang melakukan aksi mendukung Anies  menjadi presiden. Kelompok pertama adalah kelompok yang menamakan dirinya FPI Reborn mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies dengan cara menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda dengan penjagaan ketat dari aparat kepolisian.

Aksi massa yang mengenakan seragam dan atribut FPI  ini berlangsung pada 6 Juni 2022 atau 2 hari pasca formula E. Aksi ini pun viral di media sosial dengan seragam putih dan membawa bendera besar bertuliskan FPI berwarna hijau. Mereka juga membawa sepanduk bertuliskan FPI Dukung Anies untuk Presiden 2024.

Aksi ini kemudian dibantah oleh pihak FPI  dan mengecam pencatutan nama organisasinya. Korlap aksi itu kemudian minta maaf setelah netizen mengungkapkan aksi ini sebagai aksi abal-abal yang bertujuan menjatuhkan Anies.

Tiga hari setelah FPI Reborn, tepatnya tanggal 9 Juni 2022, muncul kelompok "Majelis Sang Presiden" mendeklarasikan Anies Baswedan jadi presiden. Aksi yang berlangsung di sebuah hotel di Jakarta itu menyebut massanya adalah eks HTI, FPi dan Eks narapidana.  Aksi yang diduga bertujuan untuk menjatuhkan Anies ini belakangan diketahui ada keterlibatan tokoh ormas dan komisaris sebuah BUMN.  Tampaknya media dan netizen lebih tertarik mengungkap aktor di balik aksi ini daripada  isu  atau isi deklarasi dukungannya.

Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menganggap, deklarasi yang dilakukan kelompok FPI Reborn dan Majelis Sang Presiden mendukung Anies Baswedan sebagai Capres 2024 merupakan langkah politik untuk menjatuhkan Anies sendiri. Hal itu tergambar dari kecenderungan  dan pola aksi kedua kelompok ini yang sama-sama membawa ornamen organisasi terlarang, seperti FPI dan HTI, hingga eks narapidana terorisme. Selain itu, tak jelas juga siapa pihak di belakang mereka yang menggerakkan.

"Itu desain untuk menjatuhkan Anies agar seolah-olah tercipta image di masyarakat bahwa Anies bagian dari mereka. Dan kita tahu kelompok-kelompok tersebut merupakan kelompok yang dilarang oleh negara," kata Ujang.

Melihatnya banyak halangan yang akan merintangi jalannya,  Anies  sepertinya harus lincah melewati setip tikungan di sirkuit, agar bisa finish hingaa sampai finish  formula 2024. (Aswan AS)

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic