politics

Anies: Indonesia di Persimpangan Jalan, Kami Titipkan Keputusan Besar pada MK

Penulis Rangga Bijak Aditya
Mar 27, 2024
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat menyampaikan pidatonya dalam sidang pemeriksaan pendahuluan PHPU Pilpres di Gedung Mahkamah Konstitusi, Rabu (27/3/2). (Foto: Tangkapan layar YouTube/Mahkamah Konstitusi RI)
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan saat menyampaikan pidatonya dalam sidang pemeriksaan pendahuluan PHPU Pilpres di Gedung Mahkamah Konstitusi, Rabu (27/3/2). (Foto: Tangkapan layar YouTube/Mahkamah Konstitusi RI)

ThePhrase.id - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyatakan saat ini situasi demokrasi di Indonesia berada di persimpangan jalan, terdapat intervensi dari berbagai pihak yang jika dibiarkan akan merusak demokrasi tersebut.

Untuk itu, ia mengatakan Mahkamah Konstitusi (MK) perlu mengambil keputusan besar agar demokrasi di Indonesia dapat diselamatkan dan tidak menyimpang. 

“Indonesia di persimpangan jalan, dan pada Mahkamah Konstitusi, kami titipkan kepercayaan untuk berani mengambil keputusan yang besar, benar, jujur, adil, demi arah Indonesia yang lebih baik, arah Indonesia yang berintegritas,” ucap Anies usai hadiri sidang pemeriksaan pendahuluan PHPU Pilpres di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Rabu (27/3).

Atas berbagai penyimpangan yang terjadi itu, Anies bersama calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar, beserta Tim Hukum Nasional (THN) AMIN menyampaikan bukti-bukti atas pelanggaran tersebut kepada Majelis Hakim.

“Kita tadi memaparkan apa yang menjadi concern kami, kami tadi tegaskan bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa pilpres, pemilu kemarin yang penuh dengan berbagai kekurangan, penyimpangan, yang memiliki dampak pada kualitas demokrasi kita dan arah Indonesia ke depan,” papar Anies.

Penyimpangan akan Jadi Budaya jika Dibiarkan

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan apabila intervensi yang muncul dalam proses demokrasi hanya dibiarkan, nantinya akan menjadi kebiasaan yang berulang pada pesta demokrasi berikutnya.

“Kami sampaikan di depan majelis hakim, kita di persimpangan jalan. Berbagai macam intervensi itu akan dibiarkan sehingga nanti menjadi kebiasaan, yang berulang di tingkat pilkada maupun pemilu/pilpres berikutnya,” tukas Anies.

“Kalau kebiasaan diteruskan namanya budaya, dan akhirnya menjadi karakter bangsa,” tambahnya.

Sebaliknya, jika MK menindaklanjuti dan mengoreksi berbagai penyimpangan tersebut dengan benar, maka demokrasi di Indonesia akan menjadi demokrasi yang berkualitas.

“Atau ini mau dikoreksi? Ini mau diberikan ketegasan sikap? Sehingga tidak berulang dan pemilu kita menjadi berintegritas, jujur, adil, dan hasilnya menjadi kredibel,” tandas Anies. (Rangga)

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic