Foto: Ilustrasi Burnout (freepik.com)
ThePhrase.id - Baru-baru ini, Caca Tengker, adik dari artis terkenal Indonesia Nagita Slavina, membagikan pengalamannya tentang burnout dalam sebuah video pendek yang diunggah di akun media sosial pribadinya.
Menurut kamus psikologi American Psychological Association (APA), burnout sendiri didefinisikan sebagai kelelahan fisik, emosional, atau mental yang disertai dengan penurunan motivasi, kinerja, serta sikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Dalam video yang diunggahnya, Caca mengungkapkan bahwa ia mengalami burnout berkepanjangan, yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk sinusitis, bronkitis, dan keharusan menjalani operasi pengangkatan kantong empedu. Lantas, apa sebenarnya penyebab, gejala, dan dampak burnout terhadap kesehatan tubuh?
Penyebab Burnout
Burnout bukan hanya hasil dari bekerja berjam-jam atau mengerjakan terlalu banyak tugas. Burnout sering terjadi ketika seseorang merasa kehilangan kendali atas cara kerja, baik di lingkungan profesional maupun pribadi.
Beberapa penyebab utama burnout termasuk:
- Ketidaksesuaian tujuan: Burnout sering kali terjadi ketika tanggung jawab tidak sejalan dengan nilai-nilai atau panggilan hidup seseorang, atau ketika dukungan yang diperlukan tidak memadai.
- Kekurangan waktu istirahat: Tidak memberi diri cukup waktu untuk beristirahat secara berkala juga diketahui dapat meningkatkan risiko mengalami burnout.
- Kelelahan dalam peran sosial: Orang tua, pasangan, dan pengasuh non-profesional juga dapat mengalami burnout, yang dikenal sebagai burnout orang tua, hubungan, atau pengasuh. Sayangnya, jenis burnout ini sering kali kurang diperhatikan dan cenderung diabaikan oleh orang lain.
Ciri-ciri Burnout yang Perlu Dikenali
Melansir halodoc.com, ciri-ciri burnout dapat bervariasi di setiap individu. Berikut adalah beberapa ciri-ciri burnout yang perlu diwaspadai:
- Kelelahan ekstrem: Merasa kelelahan fisik dan emosional yang begitu mendalam hingga sulit untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
- Rasa tidak berguna: Perasaan ini dapat mengakibatkan penurunan tingkat pencapaian dan produktivitas, membuat individu merasa tidak berarti.
- Gejala Depresi: Burnout sering kali dapat memicu depresi. Penelitian menunjukkan bahwa stres akibat pekerjaan merupakan salah satu penyebab utama dari kondisi ini.
- Membenci Pekerjaan: Ketidakpuasan terhadap pekerjaan menjadi efek samping umum dari burnout.
- Sakit Kepala: Menurut Herbert Freudenberger, sakit kepala yang sering muncul merupakan gejala fisik dari burnout, yang juga dapat menyebabkan masalah tidur.
Dampak Burnout terhadap Kesehatan Tubuh
Burnout dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik. Meskipun burnout sering ditandai dengan kelelahan emosional dan mental, burnout juga dapat memanifestasikan berbagai gejala fisik dan masalah kesehatan, termasuk:
- Kelelahan Kronis: Kelelahan yang tidak kunjung membaik meskipun sudah istirahat.
- Gangguan Tidur: Insomnia dan kesulitan tidur dapat menyebabkan kelelahan lebih lanjut.
- Nyeri Tubuh: Ketegangan otot meningkat yang dapat menyebabkan nyeri leher, punggung, dan kepala.
- Masalah Gastrointestinal: Stres dapat memicu masalah pencernaan, seperti mual dan perubahan nafsu makan.
- Sistem Kekebalan Melemah: Stres kronis dapat menekan respons kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi.
- Masalah Kardiovaskular: Stres yang meningkat dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
- Perubahan Berat Badan: Burnout dapat mempengaruhi nafsu makan, menyebabkan penurunan atau kenaikan berat badan.
- Peningkatan Risiko Penyakit Kronis: Burnout berkepanjangan dapat berhubungan dengan risiko kondisi kronis seperti diabetes dan gangguan kecemasan.
Cara Mengatasi Burnout
Melansir dari helpguide.org, beberapa tips untuk mencegah atau mengatasi burnout meliputi:
- Interaksi Sosial: Berbicara dengan orang lain dapat menjadi penawar stres yang efektif. Menemukan pendengar yang baik dapat membantu meredakan tekanan.
- Ubah Perspektif terhadap Pekerjaan: Temukan nilai dalam pekerjaanmu, bahkan yang terasa monoton. Fokus pada aspek positif dan cari keseimbangan dalam hidup di luar pekerjaan.
- Evaluasi Prioritas: Luangkan waktu untuk merenungkan harapan dan tujuanmu. Tetapkan batasan dan belajarlah untuk mengatakan "tidak" terhadap permintaan yang mengganggu waktu berharga kamu.
- Beri Waktu untuk Bersantai: Temukan kegiatan yang menyenangkan dan memberi kesegaran. Jangan ragu untuk mengambil jeda dari rutinitas sehari-hari untuk mengisi ulang energi.
Burnout adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik. Penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan mengambil langkah untuk mengatasi serta mencegahnya. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika dibutuhkan, dan ingatlah bahwa memberi waktu untuk diri sendiri adalah langkah penting menuju pemulihan! [nadira]