ThePhrase.id – Perawatan wajah kini semakin berkembang, dari sebatas menggunakan masker wajah hingga chemical peel untuk memperbaiki tampilan kulit dari luar dan dalam. Salah satu perawatan chemical peel yang sempat viral adalah phenol peeling dengan hasil yang memukau namun prosesnya terlihat menyakitkan.
Pada dasarnya, chemical peel adalah perawatan yang berfungsi untuk mengangkat kotoran dan sel-sel kulit mati atau sering disebut eksfoliasi menggunakan bahan kimia khusus. Saat ini sudah banyak varian produk yang menawarkan fungsi chemical peel.
Produk-produk tersebut menggunakan berbagai tingkat asam yang aman untuk mengangkat (atau mengelupas) lapisan kulit yang rusak, meninggalkan kulit yang lebih sehat dan lebih bersih.
Chemical peel tersedia dalam tiga tingkat: ringan, sedang, dan dalam. Peel ringan menggunakan lebih sedikit bahan kimia dan tingkat keasaman yang lebih rendah. Sedangkan peel dalam mengandung bahan kimia yang lebih banyak dengan tingkat keasaman yang tinggi. Sementara itu, peel sedang berada di tengah-tengah ringan dan dalam.
Phenol peeling termasuk dalam perawatan yang lebih intens, yang menggunakan fenol dan asam karbonat untuk mengangkat jaringan kulit yang rusak, memungkinkan kulit untuk menyembuhkan dengan sendirinya.
Phenol peeling bukanlah perawatan yang dapat dilakukan di rumah, melainkan perawatan yang harus dilakukan oleh dokter.
Perawatan ini termasuk dalam kategori deep chemical peel, yang berarti pengelupasan kulitnya mencapai lapisan kulit yang lebih dalam dibandingkan jenis chemical peel lainnya. Karena efeknya yang kuat, phenol peeling sering digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang lebih serius, seperti:
Dengan bahan kimia yang masuk ke lapisan kulit paling dalam tentunya akan sangat menyakitkan. Maka dari itu, banyak dokter menawarkan anastesia atau obat penenang. Beberapa menyebutkan, rasa sakitnya seperti kulit terbakar matahari.
Meskipun hasilnya sangat menjanjikan, beberapa risiko perlu diperhatikan. Salah satunya adalah karena perawatan ini menyasar hinga ke lapisan kulit yang paling dalam sehingga penyembuhan membutuhkan waktu hingga enam minggu. Setelah selesai perawatan wajah akan dipenuhi oleh luka keropeng yang akan sembuh dengan sendirinya.
Selain itu, risiko utamanya adalah perubahan warna kulit permanen, baik hipopigmentasi (kulit menjadi lebih terang) atau hiperpigmentasi (kulit menjadi lebih gelap), terutama pada individu dengan kulit lebih gelap.
Prosedur ini juga bisa menyebabkan bekas luka, seperti keloid atau luka hipertrofik, serta infeksi selama proses pemulihan, karena lapisan pelindung kulit telah dihilangkan. Masa penyembuhan yang panjang dan perawatan pasca-tindakan yang ketat juga diperlukan untuk mencegah komplikasi.
Selain itu, fenol yang digunakan dalam peeling ini dapat diserap ke dalam tubuh, yang berpotensi menyebabkan efek samping serius pada organ seperti jantung, ginjal, dan hati, terutama jika tidak diawasi dengan baik.
Oleh karena itu, phenol peeling tidak dianjurkan bagi individu dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, atau hati, serta mereka yang memiliki kulit gelap atau sangat sensitif terhadap bahan kimia. Pasien juga harus sangat berhati-hati dengan paparan sinar matahari pasca-tindakan, karena kulit yang baru sangat rentan terhadap kerusakan lebih lanjut. [Syifaa]