Thephrase.id - Penyelenggaraan haji tahun ini memasuki tahun kedua selama masa pandemi virus corona dan tentunya akan mengalami banyak penyesuaian aturan, baik dalam hal jumlah peziarah yang diperbolehkan memasuki Tanah Haram maupun dalam hal keamanan dan penerapan protokol kesehatan.
Otoritas Arab Saudi dalam hal ini Kementerian Haji dan Umrah telah membatasi jumlah jamaah yang diberi izin melaksanakan ibadah haji tahun ini hanya 60 ribu orang. Jumlah tersebut hanya dikhususkan untuk penduduk Saudi Arabia dan pekerja asing yang menetap di Saudi. Padahal, pada pelaksanaan ibadah haji di masa normal, jumlah jamaah calon haji bisa mencapai 2,5 juta orang dari seluruh dunia.
"Kementerian Haji dan Umrah Saudi Arabia telah membuat aturan untuk menyesuaikan seluruh pelaksanaan haji yang melayani 60 ribu jamaah tahun ini, di antaranya adalah menerbitkan kartu pintar" kata seorang pejabat haji kepada The National, Kamis (15/7).
Pelaksanaan Haji dalam bayang-bayang virus corona. (Foto : Saudi Gazette)
Kartu pintar tersebut dibagikan kepada setiap jamaah, berisi tentang informasi pribadi, panduan mengenai lokasi penginapan atau hotel dan penggunaan transportasi yang tersedia serta mengakses lokasi-lokasi penting.
Kementerian Haji mengatakan kartu pintar ini merupakan lompatan kualitatif dalam sistem bisnis dengan banyak fasilitas dalam satu kartu, termasuk dapat digunakan di ATM untuk penarikan tunai dan pembayaran di toko. Selain fungsi-fungsi tersebut, kartu pintar ini juga akan sangat membantu pihak otoritas haji dalam mengontrol mobilisasi dan pergerakan jamaah baik yang masuk maupun yang keluar dari kamp mereka.
Selain kartu pintar, Otoritas Keamanan Haji Saudi Arabia juga memberitahukan bahwa kamera pengawas telah dipasang di sejumlah titik pemantauan untuk mencegah masuknya para penyusup. Saudi juga memperingatkan akan adanya tindakan hukum terhadap orang-orang yang mencoba memasuki area sekitar Masjidil Haram atau tempat-tempat suci tanpa izin haji resmi.
"Semua titik masuk di jalan raya, serta di sepanjang jalan pasir atau lembah dilengkapi dengan kamera. Otoritas keamanan juga melarang berjalan kaki di sepanjang rute ini," kata Komandan Pasukan Keamanan Haji, Mayjen Zayed Al Tuwyan dilansir dari Saudi Gazette, Jumat (16/7).
Jembatan Jamaraat, salah satu tempat ritual wajib haji di Mina. (Foto : Wikipedia.com)
Sementara itu, Komandan Instalasi Pasukan Keamanan Mayjen Abdul Rahman Al-Turki, mengatakan pasukan akan ditempatkan di pintu-pintu masuk Arafah dan situs-situs utama lainnya. Pasukan khusus tersebut bertugas mencegah adanya penyusupan dengan intervensi cepat dan pemantauan oleh kamera.
Sejumlah tim patroli keamanan akan dikerahkan di beberapa wilayah untuk menyisir pos-pos pemeriksaan keamanan di pintu masuk dan terowongan Arafah untuk menangkap para pelanggar.
Sementara Asisten Panglima Pasukan Haji untuk Urusan Masjidil Haram, Mayjen Muhammad Al Bassami, mengatakan personil pasukan yang dikerahkan di Masjidil Haram dan pelatarannya sepenuhnya ditugaskan khusus untuk melayani para jamaah, terutama di gerbang dan pintu khusus jalan masuk dan keluar, termasuk personil dari korps tentara wanita. (Z Ibrahim)