ThePhrase.id - Pasca bebas dari LP Sukamiskin sosok Anas Urbaningrum masih memiliki magnet yang kuat sebagai seorang politisi. Sambutan teman dan ribuan pendukung serta simpatisannya saat keluar dari LP tanggal 11 April 2023 lalu, membuktikan jika karier politiknya belum redup, tetapi justru bisa jadi makin benderang.
Narasi Anas sebagai korban politik semakin menguat di kalangan pendukungnya yang menjadi salah satu “selling point” Anas untuk kembali ke dunia yang telah membesarkan namanya itu. Oleh para pendukungnya, Anas disamakan dengan sosok Anwar Ibrahim di Malaysia yang pernah menjadi korban politik rezim namun kemudian berhasil menjadi Perdana Menteri.
Anas Urbaningrum. (Foto: Rudi/TP)
Anas sendiri mengaku belum menentukan langkah politiknya dan saat ini masih fokus untuk bersama keluarganya. "Apalagi urusan politik, nanti pada waktunya akan ngobrol fokus dengan teman-teman, sahabat dan senior. Karena teman-teman ini kan yang di luar, sementara saya agak lama di dalam jadi butuh perspektif buat bahan saya untuk mencerna keadan baru," jelas Anas, Rabu (12/04).
Anas menjelaskan dirinya masih akan melakukan konsolidasi bersama rekan, sahabat dan senior untuk menentukan langkah politiknya. "Meski saya sudah mendapat informasi dari konco-konco dan media, namun saya harus melihat secara langsung perspektif yang berkembang di luar," imbuhnya.
Anas menjelaskan setelah Hari Raya Idul Fitri dirinya akan kembali menentukan pilihan politiknya, apakah akan kembali ke partai lama Demokrat atau bergabung dengan partai baru PKN yang didirikan oleh sahabatnya. Saat ini Anas masih menjalin komunikasi di internal keluarga hingga setelah Hari Raya Idul Fitri.
Pertanyaan yang mengemuka di kalangan pendukung dan lawan politiknya adalah, ke mana arah politik Anas setelah ini. Ada 3 kemungkinan “tempat” yang akan dituju Anas untuk memperjuangkan tujuan politiknya.
1. PKN (Partai Kebangkitan Nusantara)
Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) didirikan atas restu Anas oleh para loyalisnya sebagai wadah perjuangan baru setelah Anas menyelesaikan masa hukumannya. Salah satu pendirinya adalah I Gde Pasek Swardika, mantan pengurus Partai Demokrat dan Anggota DPR RI. Pasek yang menjabat sebagai Ketua Umum PKN menegaskan jika partai itu memang dipersiapkan sebagai kendaraan baru bagi Anas Urbaningrum. Di depan Anas dan para pendukungnya pada hari bebasnya Anas di rumah makan Ponyo, Cileunyi, Bandung, Gde Pasek dengan tegas menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Anas Urbaningrum mau di posisi apa di partai itu.
“Tugas saya hanya mempersiapkan untuk Mas Anas. Semua terserah Mas Anas mau di posisi apa di partai ini. Mau ketua umum monggo, atau posisi yang sama seperti partai sebelah juga boleh,” kata Pasek.
Anas yang mendengar ucapan koleganya ini, hanya merespon dengan senyum khasnya tanpa disertai satu patah katapun.
PKN menjadi pilihan paling mudah bagi Anas untuk memperjuangkan aspirasi politiknya. Apalagi partai ini sudah menjadi salah satu partai peserta Pemilu 2024 setelah dinyatakan lolos oleh KPU. Memang perlu energi ekstra bagi Anas untuk mengorbit dirinya berada di PKN sebagai partai baru. Tetapi hal itu dapat menjadi alat ukur kekuatan “magnet” Anas sebagai figur politik.
2. Bergabung ke salah satu partai besar
Pilihan lain bagi Anas untuk berjuang adalah bergabung ke salah satu partai yang sudah “settle”. Dengan jaringan dan perkawanannya yang luas Anas bisa memilih masuk ke dalam salah satu partai besar yang dia inginkan. Anas memiliki daya tawar tinggi dengan reputasi sebagai aktifis di dunia pergerakan dan politisi yang punya banyak pendukung dan loyalis.
Dengan reputasi itu Anas bisa langsung berada di jajaran jajaran Ketua atau Wakil Ketua Umum sebuah partai besar.
“Kalaupun tidak ke PKN, Anas bisa masuk dalam salah satu partai besar. Saya kira dengan network yang dia miliki dan reputasinya Anas bisa masuk ke salah satu partai besar seperti Golkar,” kata salah seorang pendukungnya yang enggan disebut namanya.
Simpatisan itu juga mengungkapkan kemungkinan Anas bergabung ke partai besar itu ada peluangnya, namun sangat kecil karena akan terjadi resistensi dan juga kepribadian Anas yang tidak ingin meraih sesuatu tanpa berkeringat.
3. Kembali ke Demokrat
Kemungkinan ketiga Anas akan “comeback” ke Partai Demokrat, partai yang pernah dibesarkannya bersama dengan kawan-kawannya yang kini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono. Namun untuk kembali, tidak semudah itu karena Anas akan dihadang oleh mekanisme dan aturan partai dan juga terganjal dengan hak politiknya yang harus dipulihkan dulu. Maka perlu waktu lama bagi Anas untuk kembal ke Demokrat dan harus melalui kongres seperti yang telah dilewatinya ketika meraih posisi sebagai ketua umum dulu.
Anas juga bisa kembali ke Demokrat melalui kolaborasi dengan Meoldoko, yang sudah lama berupaya merebut Demokrat dengan berbagai cara.
Ceo & Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, melihat Anas Urbaningrum berpeluang bergabung dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko jika tujuannya untuk menggoyang kepengurusan partai Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Anas bisa melakukan apapun, tergantung garis perjuangan beliau sebagai aktivis, yang beliau bilang perjuangan terhadap keadilan," kata Pangi, Rabu (12/4/2023).
Hanya saja Chaniago menilai Anas sangat kecil peluangnya akan berkongsi dengan Moeldoko, karena akan memicu debat panas. Pasalnya, dia meragukan, upaya Moeldoko merebut Demokrat sejalan dengan prinsip Anas dalam berpolitik.
Ke mana Anas akan berlabuh setelah selesai menjalankan hukumannya? Kita tunggu 3 bulan lagi setelah dia menuntaskan masa Cuti Menjelang Bebas. Selama masa cuti ini, Anas mengatakan tak ingin bicara yang berat-berat karena dia ingin menikmati kebersamaan bersama kelaurga dan teman-teman dekatnya.