lifestyle

Atasi Dampak Pembelajaran Online, Mahasiswa UNEJ Bentuk Komunitas Literasi Digital

Penulis Haifa C
Sep 08, 2021
Atasi Dampak Pembelajaran Online, Mahasiswa UNEJ Bentuk Komunitas Literasi  Digital
ThePhrase.id – Universitas Jember (UNEJ) kembali melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di tengah pandemi Covid-19. Pada kegiatan KKN kali ini, Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M) memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengabdi dan berkontribusi langsung di desa mereka masing-masing, yang disebut sebagai KKN Back to Village. Mulai dilaksanakan sejak tanggal 11 Agustus 2021, kegiatan ini dilaksanakan selama 30 hari.

Dalam program KKN kali ini, salah seorang mahasiswa UNEJ bernama Muliat Harosan Sadida Wasuhuban menemukan permasalahan yang cukup banyak ditemukan pada masyarakat, khususnya para pelajar di masa pandemi Covid-19 ini.

Muliat menemukan permasalahan yang timbul akibat dampak pembelajaran daring (online) pada kalangan pelajar di Desa Sebani, Kecamatan Tarik, Sidoarjo, tempat ia melaksanakan KKN.

Permasalahan yang banyak ia temui yakni semenjak Kemendikbud mengeluarkan peraturan yang mewajibkan para pelajar untuk belajar secara online guna mencegah penyebaran virus Covid-19, para pelajar ternyata lama kelamaan menjadi kecanduan terhadap gadget, terutama terhadap sosial media dan game online yang membuat mereka menjadi malas.

Tertarik untuk memberikan solusi terhadap permasalahan ini, Muliat membentuk komunitas literasi berbasis digital yang beranggotakan siswi SMP di Dusun Blijo RT 12/RW 02 Desa Sebani.

Dirinya memperkenalkan aplikasi Google Playbooks dan Kipin School kepada para pelajar tersebut untuk mengisi waktu di luar kegiatan sekolah online untuk mendekatkan mereka dengan literasi.

Dengan memperkenalkan cerita pendek, puisi, dan komik digital yang terdapat pada aplikasi tersebut, Muliat berharap upayanya dalam membentuk komunitas literasi berbasis digital ini dapat membantu mengurangi kecanduan yang dialami para pelajar tersebut terhadap media sosial dan game online yang dapat membawa dampak kurang baik bagi mereka.

Muliat bersama dengan komunitas literasi berbasis digital bentukannya (Dok: rpi)


Muliat mengatakan bahwa tahap awal yang dirinya lakukan yaitu dengan melakukan diskusi dan wawancara dengan wali target terkait permasalahan yang ada. Setelah berhasil mengidentiikasi masalah, selanjutnya Muliat menyusun program kerja untuk kegiatan komunitas literasi berbasis digital yang ia bentuk ini seperti memperkenalkan budaya 15 menit membaca rutin setiap hari, melakukan monitoring via Google Meet sekaligus mengajak para pelajar tersebut menuliskan ulasan atas apa saja yang telah mereka baca.

Agar lebih menyenangkan, Muliat membebaskan para anggota komunitas untuk memilih objek yang ingin mereka baca. Kemudian setelah itu Muliat memberikan materi yang berfokus pada 2 dari 6 macam literasi versi Kemendikbud, yaitu literasi baca tulis dan literasi digital.

Berkaitan dengan literasi baca tulis, Muliat menggunakan pendekatan awal melalui cerpen dan puisi sebagai objek yang dibaca dan diulas. Lalu, komunitas literasi berlatih menulis cerpen dan puisi yang nantinya akan diunggah di akun sosial media Instagram mereka masing-masing dengan menggunakan template menarik pada aplikasi Canva.

Selain itu, dengan menggunakan objek pengenalan pada literasi digital melalui cara pendekatan komik yang salah satunya berjudul Hati-Hati dengan Jari-Jarimu di Internet, Muliat berharap dirinya dapat memperkenalkan hal-hal yang penting untuk dilakukan dalam ber-sosial media seperti pentingnya menjaga privasi, identitas diri, dan etika kepada komunitas literasi digital yang ia bentuk. [hc]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic