trending

Australia Kembali Diterjang Banjir Bandang, Korban Terus Meningkat

Penulis Nadira Sekar
Mar 16, 2022
Australia Kembali Diterjang Banjir Bandang, Korban Terus Meningkat
ThePhrase.id - Perubahan iklim terus menghantui dunia. Puluhan ribu masyarakat Australia terpaksa harus meninggalkan rumah mereka akibat banjir bandang yang menerjang. Peristiwa banjir bandang di Australia sebelumnya terjadi di tahun 2021, 2020, 2017, 2015, 2013, 2012 dan 2011.

Foto: Banjir Bandang Australia (dok. Department of Defence Australia | Bradley Richardson)


Puluhan penduduk, beberapa dengan hewan peliharaan, terperangkap berjam-jam di atap rumah mereka dalam beberapa hari terakhir di tepi sungai yang deras di kota Lismore di negara bagian New South Wales utara.

Banjir melanda  New South Wales dari negara bagian Queensland dalam bencana terburuk di wilayah tersebut sejak apa yang digambarkan sebagai peristiwa sekali dalam satu abad pada tahun 2011.

Perdana Menteri New South Wales Dominic Perrottet mengatakan ada 1.000 penyelamatan di negara bagiannya dan lebih dari 6.000 permintaan pertolongan yang telah diajukan masyarakat. Perrottet mengatakan 40.000 orang telah diperintahkan untuk mengungsi, sementara 300.000 lainnya ditempatkan di bawah peringatan evakuasi.
Jumlah Korban Terus Meningkat

Melansir France24, jumlah korban meninggal terus meningkat. Hingga 8 Maret 2022, setidaknya 20 orang dinyatakan meninggal akibat banjir bandang Australia tersebut. Selain itu, Australia juga memperkirakan bahwa kerugian akibat banjir bandang yang melanda Australia tiga minggu terakhir diperkirakan mencapai setidaknya $2 miliar.

Kerugian tersebut dikatakan tidak mengejutkan mengingat apa yang dikatakan para ahli sebagai peristiwa hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Jumlah hujan yang turun di Sydney, misalnya, tahun ini sejauh ini benar-benar di luar perkiraan," kata Chiara Holgate, ahli hidroklimatologi di ANU.

"Ini adalah jumlah curah hujan terbesar tahun ini yang kami alami sejak pencatatan dimulai pada 1800-an," imbuhnya.
Perubahaan Iklim

Melansir ABCNews, para ilmuwan mengatakan penyebab bencana banjir bandang tersebut kompleks dan merentang kembali ke akhir tahun lalu ketika pantai timur mengalami November terbasah dalam catatan.

Holgate mengatakan bahwa faktor terbesar yang mendorong terjadinya curah hujan yang sangat tinggi adalah La Niña. Badai ini berturut-turut yaitu peristiwa yang terjadi ketika air di Samudra Pasifik dekat Australia memanas, menarik udara lembab dari Pasifik timur dekat Amerika Selatan.

"Kami mengalami La Niña berturut-turut sekarang dan La Nina, seperti yang kita ketahui, biasanya menyebabkan curah hujan di atas rata-rata di Australia timur," ujarnya.

Para ilmuwan yakin bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia membuat bencana alam lebih buruk, dampak pastinya lebih sulit untuk ditentukan.

Nandini Ramesh, kepala penyelidik di Pusat Analisis Data untuk Sumber Daya dan Lingkungan ARC Universitas Sydney mengatakan fakta bahwa kita telah menghangatkan bumi sekitar 1 derajat Celcius sejak era pra-industri. Dan hal tersebut memang berdampak pada intensitas dan frekuensi kejadian hujan. [nadira]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic