leader

Ayatullah Ali Khamenei, Pemimpin Berpengaruh Dunia

Penulis thephraseid
Apr 18, 2021
Ayatullah Ali Khamenei, Pemimpin Berpengaruh Dunia


Thephrase.id - The Royal Islamic Strategic Studies Centre yang berbasis di Yordania, menobatkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai orang berpengaruh di dunia. Dalam daftar The Muslim 500: The World's Most Influential Muslims 2021, Ayatollah Ali Khamenei dinobatkan orang paling berpengaruh nomor tiga, setelah  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al-Saud.

Ali Khamenei atau nama lengkapnya Ali Hosseini Khamenei lahir di Mashhad, Provinsi Razavi Khosaran, Iran pada tahun 1939. Ia merupakan Pemimpin Tertinggi Iran yang kedua dan berkuasa sejak tahun 1989 hingga sekarang.

Pada awal perjalanan hidupnya, Ali Khamenei tinggal dan mengenyam pendidikan tingkat dasar seraya mempelajari Al – Qur’an. Setelah lulus dari pendidikan dasar, Ali Khamenei melanjutkan studinya pada sekolah seminari untuk memperdalam Islam sembari melanjutkan sekolah di tingkat menengah dan tingkat atas pada level dua.



Setelah itu, Ali Khmenei melanjutkan studinya ke Irak, lebih tepatnya di kota Najaf. Di sana, Ali Khamenei belajar dari guru-guru seperti Ayatullah Sayyid Mohsen Hakim,  Ayatullah Mahmoud Shahroudi, Ayatullah Sayyid AbulQasem Khui, dan guru-guru hebat lainnya. Ali Khamenei tinggal di Najaf untuk beberapa waktu, tetapi ayahnya menginginkannya untuk belajar dan tinggal di Iran.

Memenuhi permintaan ayahnya, Ali Khamenei kembali ke Iran dan tinggal di kota Qom pada 1958 – 1964 untuk memperdalam ilmunya mengenai Islam. Di sana, Ali Khamenei diajar oleh guru-guru yang juga luar biasa seperti Ayatullah Seyyed Hossein Borujerdi, Ayatullah Morteza Haeri Yazdi, Imam Khomeini, dan lain-lain. Selain belajar, Ali Khamenei menghabiskan waktunya untuk melakukan riset dan juga mengajar.

Saat sedang berada di Qom, Ali Khamenei mendapat kabar buruk bahwa ayahnya kehilangan pengelihatan di satu matanya dan tidak dapat membaca dengan jelas. Mendengar kabar itu, Ali Khamenei kembali ke kota kelahirannya yakni Mashhad untuk mengurus ayahnya. Selama mengurus ayahnya, Ali Khamenei tetap belajar dari guru-guru yang ada di Mashhad, seperti ayahnya sendiri dan Ayatullah Milani.

Ali Khamenei kemudian meraih gelar Mushtahid karena telah merampungkan studinya di level tingkat lanjut. Kemudian, ia mengajar beberapa pelajaran terkait agama kepada mahasiswa dan siswa-siswa di sekolah seminari.

Waktu Ali Khamenei berada di Qom dan menjadi murid dari Imam Khomeini, ia bergabung sebagai salah satu pengikut Imam Khomeini yang menentang pemerintahan yang pro-Amerika yakni rezim Shah Reza Pahlavi. Pada prosesnya, saat secara aktif terlibat dalam protes, Ali Khameini beberapa kali dipenjara.



Setelah jatuhnya Rezim Pahlavi, Imam Khomeini menjadi Pemimpin Tertinggi yang kedudukan seorang Pemimpin Tertinggi berlangsung hingga akhir hayat. Saat itu juga, Ali Khameini diangkat menjadi wakil menteri pertahanan dan perwakilan pribadi Imam Khomeini di Dewan Pertahanan Tertinggi.

Ali Khamenei merupakan seorang orator yang sangat mendukung Imam Khomeini dan ia merupakan seorang pendukung konsep Wilayatul Fiqih yakni pemerintahan yang berdasarkan Islam. Pada tahun 1981, Ali Khamenei menjabat sebagai Presiden Republik Islam Iran yang masa pemerintahaannya berlangsung selama 4 tahun dan kemudian dipilih kembali oleh rakyat sehingga ia menjabat sebagai presiden selama 8 tahun hingga 1989. Selama masa kepresidenannya, ia merupakan seorang yang loyal terhadap Imam Khomeini.

Pada tahun 1989, setelah Imam Khomenei wafat, para majelis ahli atau dewan-dewan penjaga berkumpul untuk menentukan Pemimpin Tertinggi yang akan menggantikan Imam Khomenei. Para majelis ahli ini dipilih secara langsung atau tidak langsung oleh Pemimpin Tertinggi itu sendiri.

Pemimpin Tertinggi selanjutnya yang akan menggantikan Imam Khomenei awalnya akan dipilih Ayatullah Hussein-Ali Montazeri. Namun, saat Imam Khomeini masih menjadi Pemimpin Tertinggi, Montazeri, mengkritik tindakan Imam Khomeini sehingga saat penentuan Pemimpin Tertinggi pengganti Imam Khomeini dilaksanakan, Ali Khameini lebih diperhitungkan karena ia adalah seorang yang loyal kepada Imam Khomeini, memiliki ilmu agama yang tinggi, dan Imam Khomeini saat hidupnya menganggapnya sebagai orang yang cakap.

Ayatollah Khamenei adalah Pemimpin Tertinggi kedua setelah Revolusi Islam di Iran pada 1979 yang dipilih oleh sebuah badan yang terdiri dari 88 ulama benama Majelis Ahli. Anggota majelis itu dipilih oleh warga Iran tiap delapan tahun, namun kandidat harus mendapat persetujuan terlebih dulu dari sebuah komisi yang bernama Dewan Penjaga. Anggota dari dewan ini dipilih secara langsung atau tidak langsung oleh seorang Pemimpin Tertinggi. Pemimpin Tertinggi memiliki pengaruh di dewan dan majelis itu.



Sebenarnya, Ali Khamenei bukanlah seorang Ayatullah atau figur agama Syiah senior, padahal seorang Ayatullah menjadi syarat untuk menjadi Pemimpin Tertinggi. Sempat beberapa kali Ali Khamenei menolak, yang kemudian akhirnya tawaran tersebut diterima. Untuknya, undang-undang tersebut diubah agar Ali Khamenei menjabat sebagai Pemimpin Tertinggi. Setelah beberapa tahun berkuasa, barulah gelar Ayatullah didapatkan oleh Ali Khamenei.

Pemimpin Tertinggi memiliki kekuasaan besar di Iran. Dia membuat keputusan banyak isu, dan membentuk kebijakan serta pendekatan ke dunia luar. Iran adalah negara Syiah terkuat di seluruh dunia dan di bawah kepimpinan Ali Khamenei telah berusaha untuk memperluas pengaruhnya di Timur Tengah.

Sebagai seorang Pemimpin Tertinggi di Republik Islam Iran, Ali Khamenei merupakan sosok yang berani dalam ‘menantang’ Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya, seperti Israel. Hal ini dilakukan karena iya memegang konsep Wilayatul Fiqih. Ia juga beraliansi dengan pasukan Garda Revolusi Iran.

Kini, diusianya yang menginjak umur 81, kesehatan Ayatullah Ali Khamenei mulai melemah. Hal ini dapat diketahui dari jarangnya ia muncul di hadapan publik dan dirawat di rumah sakit. Belum ada kepastian mengenai siapa sosok yang akan melanjutkan posisi sebagai Pemimpin Tertinggi apabila Ali Khamenei wafat. [rk]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic