ThePhrase.id – Di era yang serba digital, sudah menjadi suatu hal yang umum untuk membagikan kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari dalam media sosial. Namun jika dilakukan secara berlebih atau oversharing akan berbahaya.
Secara istilah ovesharing adalah sebuah perilaku ketika seseorang membagikan informasi pribadinya yang berlebih kepada seseorang atau publik. Namun istilah tersebut sekarang lebih dikenal dalam konteks media sosial.
Kecenderungan orang untuk melakukan oversharing didorong oleh keberadaan media sosial seperti Twitter dan Facebook yang menanyakan “Whats happening” dan “What’s on your mind”. Hal tersebut menandakan bahwa pengguna didorong untuk membagikan apapun yang sedang terjadi dan dipikirkan dalam keseharian.
Media sosial. (Foto: Unsplash/dole777)
Selain itu, dorongan dari diri sendiri dapat mempengaruhi seperti ketika merasa kesepian atau juga karena sifat narsistik sesorang. Tak hanya itu, beberapa orang mengakui bahwa mereka membutuhkan sebuah validasi dari orang asing.
“Terlebih perempuan muda yang ingin tampil berbeda dan didorong untuk berbagi detail yang intim dan seringkali traumatis mengenai kehidupan mereka hanya untuk clicks di media sosial mereka,” jelas jurnalis Moya Lothian-McLean mengenai pengalaman pribadi oversharing melalui TheGuardian.
Namun, dalam media sosial yang memang ditujukan untuk sharing atau berbagi apa batasan-batasan yang dapat dikatakan sebagai oversharing?
Menurut Ysabel Gerrard, dosen Digital Media and Society di Universitas Sheffield, Britania Raya dalam penelitiannya ia menemukan bahwa di setiap media sosial memiliki norma berbeda mengenai perilaku berbagi secara berlebihan.
Misalkan ketika berbagi hal yang intim dan pribadi menggunakan profil palsu atau anonim, audiens akan menilainya sebagai sharing is caring. Namun, terkadang jika berbagi dengan menggunakan profil pribadi, pembaca dapat menilainya sebagai caper atau cari perhatian.
Maka batasan yang dapat dikatakan oversharing ini tergantung pada pembaca yang menangkap pesan yang dituliskan dan setiap orang akan memiliki reaksi yang berbeda-beda.
Apakah oversharing berbahaya?
Ilustrasi menulis. (Foto: Unsplash/Christin Hume)
Bahaya dari oversharing dapat terjadi dalam keamanan dan kesehatan mental pribadi. Karena berbagi hal pribadi dengan sangat detail dapat mengundang penguntit. Kemudian secara keseluruhan dapat menyerang pada kesehatan mental seperti kecemasan, FOMO atau Fear of Missing Out atau juga cyber-bullying.
Namun tak selamanya oversharing berbahaya karena beberapa komunitas membuktikan oversharing dapat membantu sesorang seperti pada korban pelecehan atau penyintas kesehatan mental dengan cara saling berbagi yang detail.
Namun semua ini kembali pada presepsi pembaca terhadap apa yang kita posting di media sosial karena tiap orang dapat memiliki opini yang berbeda-beda dan kita tidak dapat mengontrol reaksi orang. [Syifaa]