ThePhrase.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyoroti kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka mengolok-olok kegagalan pemerintah dalam menjalankan programnya, tapi sulit untuk mengakui apabila pemerintah berhasil.
Mulanya, Bahlil berbicara soal pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 yang sampai 5,1%. Pertumbuhan itu diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, pengumuman itu lantas membuat geger lantaran melenceng dari prediksi para ekonom yang menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan sampai 5%.
Bahlil lantas meminta semua orang untuk percaya data yang disajikan BPS dan tidak percaya dengan media sosial. Baginya, BPS merupakan lembaga resmi negara yang memiliki kredibilitas tinggi dalam penyajian data.
"BPS ini badan yang harus dipercaya oleh semua orang. Masa mau percaya sosmed daripada BPS, kan nggak bisa dong. Kita harus berikan applause kepada BPS. Jadi kalau BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi sekian ya udah kenapa harus protes gitu loh," kata Bahlil dalam acara Nota Kesepahaman antara Kemneterian ESDM dengan BPS, Jakarta, Selasa (14/10).
Kemudian, Bahlil menyoroti perilaku masyarakat Indonesia yang sulit mengakui keberhasilan pemerintah, tapi mengolok-olok apabila gagal.
"Kita ini kadang-kadang kalau yang berhasil ragu untuk mengakui, tapi kalau yang mohon maaf tidak berhasil suka untuk diolok-olok. Kita ini bangsa besar yang harus percaya dengan kemampuan bangsa dan anak-anak negeri," katanya.
Sebelumnya, BPS mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,12% pada kuartal II-2025. Angka ini cukup mengejutkan karena bertolak belakang dengan proyeksi banyak ekonom. Para ekonom memperkirakan pertumbuhan tak akan sampai angka 5% di periode ini.
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II tercatat mencapai Rp 5.947 triliun. BPS menyebut pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year-on-year/yoy) berada di angka 5,12%. Lalu dibandingkan dengan kuartal sebelumnya tercatat tumbuh 4,04%. (M. Hafid)