regionalTravel

Bali Bukan Overtourism tapi Penyebaran Wisatawan yang Tidak Merata

Penulis Ashila Syifaa
Nov 26, 2024
Foto: dok. ThePhrase.id
Foto: dok. ThePhrase.id

ThePhrase.id - Penerbit panduan perjalanan asal Amerika Serikat, Fodor’s Travel, telah merilis Fodor’s No List 2025 yang mencatatkan destinasi wisata yang tak layak dikunjungi. Salah satu yang masuk dalam daftar tersebut adalah Bali, bersama destinasi favorit lainnya seperti Kyoto, Tokyo, dan beberapa kota lain di Eropa seperti Barcelona dan Agrigento.

Fodor’s No List merupakan daftar tahunan yang dirilis oleh Fodor untuk menyorot destinasi wisata yang menderita dengan populasi turis yang membeludak atau sering kali disebut overtourism. Banyak dari destinasi dalam daftar tersebut memiliki keindahan alam namun menderita karena keunggulannya sendiri. 

Menurut Fodor, Bali menjadi salah satu contoh destinasi overtourism yang memberikan dampak buruk terhadap lingkungan Bali. “Pembangunan yang berlebihan akibat pariwisata merambah habitat alami Bali, mengikis warisan lingkungan dan budayanya, serta menciptakan ‘kiamat plastik," tulis Fodor.

Selain itu, Fodor juga menuliskan bahwa pantai-pantai yang dulunya bersih seperti Kuta dan Seminyak kini terkubur di bawah tumpukan sampah dan sistem pengelolaan sampah setempat yang berjuang keras untuk mengatasinya.

Namun, Menteri Pariwisata (Menpar)  Widiyanti Putri Wardhana membantah adanya overtourism di Bali. Ia menegaskan bahwa sejumlah destinasi wisata di Bali dipadati oleh wisatawan bukan karena jumlah wisatawan yang berlebih, namun akibat penyebaran wisatawan yang kurang merata. 

Ia menyebutkan bahwa wisatawan banyak yang menumpuk di Bali Selatan. Sementara Bali bagian Utara dan Barat juga memiliki potensi wisata yang masih belum digali oleh wisatawan. 

Kementerian Pariwisata juga telah menyadari tantangan yang dihadapi Bali terhadap wisatawan yang tidak merata. Menanggapi daftar Fodor’s No List 2025 Kemenpar terus berupaya untuk mendorong pemerataan wisatawan di Bali. 

Pada bulan September 2024 lalu, Kemenparekraf telah berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder untuk meluncurkan paket wisata 3B yang mencakup Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara. Dengan harapan dapat menambah pilihan tujuan berwisata.

Paket wisata ini meliputi seluruh daya tarik yang ada di masing-masing daerah. Mulai dari alam, budaya, produk wisata buatan, hingga desa wisata. 

Beberapa desa wisata yang termasuk dalam paket tersebut antara lain  Desa Wisata Les, Lovina, hingga Desa Wisata Pemuteran di Bali Utara. Ada juga Taman Nasional Bali Barat di Kabupaten Jembrana dengan daya tarik burung Jalak Bali. Sementara itu, di Banyuwangi terdapat banyak destinasi yang tak kalah menarik dari Bali, seperti Desa Wisata Kemiren, G-Land, Alas Purwo, dan Kawah Ijen.

Tak hanya itu, Kemenpar juga terus mempromosikan pariwisata yang berbasis masyarakat, memperkuat regulasi lingkungan, hingga mengedukasi wisatawan bersama stakeholders untuk lebih menghormati budaya lokal serta menjaga keberlanjutan alam di Bali. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic