
ThePhrase.id - Bali mencatatkan tonggak baru dalam transformasi digital nasional. Pulau Dewata kini resmi memiliki domain .bali sebagai langkah strategis untuk memperkuat identitas budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif di ruang digital global.
Peresmian pengelolaan domain .bali ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Bali dan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI). Kesepakatan ini menempatkan Bali sejajar dengan sejumlah kota dunia yang telah lebih dulu memiliki domain geografis, seperti .tokyo, .paris, dan .nyc.
Gubernur Bali Wayan Koster menilai kehadiran .bali bukan sekadar persoalan teknis internet, melainkan bagian dari strategi pembangunan berbasis budaya.
“Upaya ini menjadi wahana untuk mempertemukan kearifan lokal dengan modernisasi dalam satu langkah pembangunan yang visioner,” kata Koster.
Menurutnya, penggunaan domain .bali secara otomatis membawa Bali ke panggung global. Ia berharap inisiatif ini mampu memperkuat identitas budaya daerah sekaligus membuka peluang ekonomi baru, khususnya bagi UMKM dan pelaku budaya yang ingin menjangkau pasar internasional.
Sementara itu, Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak menegaskan bahwa domain .bali bukan hanya alamat situs, melainkan simbol identitas digital resmi Bali. Ia menyebut penggunaan domain geografis kini menjadi tren global untuk memperkuat branding daerah sekaligus mendukung pengembangan layanan publik digital.
“Dengan .bali, Pulau Dewata punya platform resmi untuk menampilkan cerita budaya, pariwisata, dan inovasi lokal, yang bisa diakses oleh masyarakat luas maupun investor dari seluruh dunia,” kata John.
John menjelaskan, kehadiran .bali merupakan hasil penjajakan panjang antara PANDI dan Pemerintah Provinsi Bali sejak dibukanya peluang pendaftaran new generic Top-Level Domain (gTLD) oleh ICANN yang dijadwalkan pada April 2026. Proses tersebut mencakup kajian infrastruktur, tata kelola domain, model pendanaan jangka panjang, hingga mekanisme verifikasi pengguna agar domain dapat dikelola secara aman dan andal.
Kesepakatan kerja sama ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang sesuai masa berlaku pendaftaran TLD di ICANN. Ruang lingkupnya meliputi pengelolaan teknis DNS, penyusunan kebijakan domain, layanan verifikasi operasional, serta promosi dan edukasi publik terkait pemanfaatan domain .bali.
Penguatan identitas digital Bali juga tidak berhenti pada huruf latin. Bersama Universitas Udayana, PANDI sebelumnya telah mengkaji Second-Level Domain Label Generation Rules Aksara Bali, yang melahirkan domain ᬩᬮᬶ.id sebagai fondasi integrasi aksara lokal di ruang digital.
“Thailand menggunakan aksara nasionalnya secara luas, sementara kita masih didominasi latin. Jika digunakan untuk kebutuhan eksak atau sehari-hari, tentunya lebih berat. Namun, ini adalah langkah penting untuk memastikan aksara Bali memiliki ruang dalam dunia digital,” jelasnya.
Ke depan, domain .bali diharapkan tidak hanya menjadi simbol identitas digital, tetapi juga berkembang menjadi platform layanan berbasis budaya. [nadira]