ThePhrase.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menepis isu yang menyebut hubungan antara Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto memanas.
Isu panasnya hubungan Megawati dengan Prabowo muncul usai adanya pencopotan atau reshuffle Budi Gunawan sebagai Menko Polkam dan Hendrar Prihadi (Hendi) dari jabatannya sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Budi Gunawan memang tidak tercatat sebagai anggota PDIP, namun disebut menjadi salah seorang kepercayaan Megawati. Sementara Hendi, merupakan kader dari partai berlambang banteng moncong putih. Pencopotan keduanya dianggap sebagai upaya bersih-bersih orang PDIP dari pemerintahan Prabowo.
Hasto menyebut hubungan Megawati dengan Prabowo baik-baik saja, bahkan komunikasi politik antar keduanya tetap terjalin. "Komunikasi politik terus-menerus dijalankan secara kondusif, antara Presiden Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (24/9).
Ihwal pencopotan menteri termasuk orangnya PDIP, Hasto menyebut keputusan itu merupakan wewenang penuh dari Presiden. Namun dia memastikan bahwa komunikasi tetap dilakukan antara pemerintahan Prabowo dengan PDIP mengenai berbagai kebijakan hingga soal reshuffle kabinet.
Menurut Hasto, PDIP meyakini bahwa reshuflle yang dilakukan Prabowo semata-mata ditujukan agar laju pemerintahan tetap berjalan efektif.
"Ya tentu saja PDI Perjuangan percaya bahwa di dalam proses tersebut komunikasi politik dijalankan dengan baik semuanya untuk berkaitan dengan bagaimana pemerintahan bisa berjalan dengan efektif," terangnya.
Sebelumnya, Juru Bicara PDIP Mohamad Guntur Romli menanggapi sebuah pemberitaan dari salah satu media terkemuka yang menyebut penyebab Budi Gunawan dicopot lantaran PDIP diduga berperan dalam aksi kerusahan pada saat demonstrasi 25-31 Agustus 2025 lalu.
Salah satu indikasi dugaan keterlibatan PDIP dalam demonstrasi tersebut karena Adian Napitupulu yang merupakan kader PDIP, terlihat hadir untuk mendampingi para ojek online (ojol) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Menurut Guntur, dugaan keterlibatan PDIP dalam demonstrasi tersebut merupakan informasi sesat yang "dibisikkan" oleh pihak tertentu kepada Prabowo. Baginya, tidak ada untungnya apabila PDIP terlibat dalam aksi kericuhan tersebut, terlebih meminta pembubaran DPR.
"Bertugas di DPR adalah kekuatan politik PDI Perjuangan saat ini, buat apa demo-demo bubarin DPR sampe rusuh-rusuh," kata Guntur di laman media sosialnya beberapa waktu lalu.
Guntur pun menjelaskan soal kedatangan Adian Napitupulu ke RSCM. Menurutnya, Adian hendak melayat Affan Kurniawan, salah seorang korban yang meninggal akibat terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat kerusuhan dalam demonstrasi pecah pada 28 Agustus. Selain melayat, Adian disebut ingin membantu pengurusan jenazah Affan yang diduga dipersulit.
"Kedatangan Adian Napitupulu ke RSCM untuk melayat Affan, karena ada info pengurusan jenazah dipersulit. Juga bela-rasa Adian dengan kawan-kawan ojol yang selama ini sama-sama bergerak menuntut pemotongan biaya aplikator dari 20% menjadi 10%," ungkapnya.
Guntur menegaskan bahwa tuduhan keterlibatan PDIP dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh merupakan informasi sesat dan dianggap sebagai upaya mencari kambing hitam.
"Karena pola kerusuhan yang terorganisir dan terlatih memantik dugaan kuat adanya pertarungan elit-elit yang memegang kekuasaan dan komando," terangnya.
Meski mendapat tuduhan tersebut, Guntur menyebut bahwa partainya akan tetap konsisten berada di luar pemerintahan dan setia berada di barisan rakyat. (M. Hafid)