ThePhrase.id - Terus hadirkan inovasi, perusahaan teknologi Google meluncurkan layanan terbarunya bertajuk Google Bard. Google Bard sendiri merupakan layanan model bahasa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat menyajikan prediksi kata dengan menganalisis teks dalam sebuah data.
Foto: Google Bard (dok. Google)
Bard, secara pengoperasian bisa dibilang mirip dengan layanan chatbot AI dari OpenAI, yaitu ChatGPT, yang sudah cukup populer sejak sekitar akhir tahun lalu.
Google Bard menggunakan teknik pembelajaran mendalam untuk menganalisis pola dalam bahasa manusia dan menghasilkan teks yang meniru gaya dan nada tulisan manusia. Ia dapat membuat puisi, lirik, dan bahkan cerita pendek yang koheren dan bermakna.
Dalam posting blognya pada hari Senin, 13 Februai 2023, CEO Google Sundar Pichai mengatakan bahwa percakapan AI Bard Google diluncurkan untuk pengujian dengan rencana untuk membuatnya lebih banyak tersedia dalam beberapa minggu mendatang. Saat ini fitur tersebut baru tersedia pada penguji terpercaya untuk memastikan bahwa layanan siap dirilis ke publik.
Bard Google sendiri dibangun dengan dasar LaMDA, model nahasa perusahaan untuk sistem Aplikasi Dialog, dan telah dikembangkan selama beberapa tahun. “Bard berupaya menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas model bahasa besar kami,” kata Pichai.
Gagal Pada Peluncuran
Selama peluncurannya, layanan AI Google, Bard, mengalami beberapa masalah. Saat mendemonstrasikan kemampuan Bard, Google men-tweet prompt yang menanyakan, "Penemuan baru apa dari Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yang dapat saya ceritakan kepada anak saya yang berusia 9 tahun?". Namun, respon yang diberikan tidak benar. Secara khusus, masyarakat menemukan bahwa foto pertama planet ekstrasurya diambil pada tahun 2004 oleh VLT Observatorium Eropa Selatan, bukan oleh JWST.
Seorang juru bicara Google mengakui kesalahan tersebut dan menekankan pentingnya proses pengujian yang ketat. Mereka juga mengumumkan peluncuran program Penguji Tepercaya dalam upaya mencegah kesalahan serupa terjadi di masa mendatang.
Perbedaan Bard dengan ChatGPT
Saat ini, sumber data yang digunakan ChatGPT untuk menghasilkan respons mirip manusia tidak menyertakan informasi apa pun setelah tahun 2021. Artinya, ChatGPT tidak dapat memberikan informasi terbaru yang diperoleh dari pencarian internet baru-baru ini. Sebaliknya, Bard mendapat manfaat dari sumber daya Google yang luas, termasuk akses ke berbagai media dan jangkauan informasi yang lebih luas.
Meskipun Microsoft berencana untuk mengintegrasikan ChatGPT ke dalam mesin pencari Bing-nya, pangsa pasar Bing kurang dari 10%, jauh lebih rendah daripada pangsa pasar Google yang dominan sebesar 80%. Jika kedua chatbot berevolusi berdasarkan input pengguna, Google mungkin melebihi saingannya.
Untuk memberikan gambaran perbedaan jumlah pengguna, ChatGPT saat ini memiliki 100 juta pengguna. Namun, jika Google mengintegrasikan chatbot-nya ke dalam mesin pencari populernya, Google dapat segera memasukkan sekitar satu miliar pengguna aktif harian. [nadira]