regionalBatik

Batik Cangkring Khas Gunungkidul, Lestarikan Kearifan Lokal

Penulis Ashila Syifaa
Oct 07, 2024
Batik Cangkring. (Foto: desakepek-wonosari.gunungkidulkab.go.id)
Batik Cangkring. (Foto: desakepek-wonosari.gunungkidulkab.go.id)

ThePhrase.id – Kabupaten Gunungkidul yang terletak di Yogyakarta tak hanya dikenal dengan keindahan alamnya saja, terdapat warisan budaya yang dilestarikan dalam bentuk kain batik bernama Batik Cangkring. 

Seperti batik lainnya yang tersebar di Indoneisa, batik khas Kabupaten Gunungkidul ini telah menjadi simbol identitas lokal yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

Batik Cangkring memiliki akar sejarah yang panjang di Gunungkidul. Nama "Cangkring" diambil dari pohon cangkring, yaitu sejenis tanaman yang dulu banyak tumbuh di wilayah tersebut. Pohon ini dianggap memiliki filosofi yang kuat dalam kehidupan masyarakat setempat, seperti ketahanan dan keberanian dalam menghadapi tantangan. 

Daun cangkring yang menjadi inspirasi di balik motif batik ini dahulunya banyak ditemukan di wilayah tersebut. Daun ini memiliki beragam manfaat untuk pengobatan, masyarakat setempat sering menggunakannya untuk mengobati cacar air. Namun sayangnya semakin ke sini, daun makin sulit ditemukan. Sehingga, dengan menjadikannya sebagai motif batik eksistensi daun tersebut terus terlestarikan dalam bentuk seni. 

Batik Cangkring pertama kali diperkenalkan oleh para perajin lokal yang terinspirasi oleh flora dan fauna yang ada di sekitar Gunungkidul. 

Seiring berjalannya waktu, Batik Cangkring terus berkembang dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Gunungkidul. Banyak masyarakat yang turun-temurun menjaga tradisi membatik ini, menjadikannya sebagai warisan yang hidup dan terus berkembang.

Batik Cangkring Khas Gunungkidul  Lestarikan Kearifan Lokal
Macam-macam motif Batik Cangkring. (Foto: desakepek-wonosari.gunungkidulkab.go.id)

Motif Batik Cangkring memiliki ciri khas yang sangat unik. Motifnya terinspirasi dari alam sekitar, seperti daun cangkring, bunga, dan burung-burung lokal. Selain itu, beberapa motif juga menampilkan simbol-simbol kehidupan agraris yang kuat, seperti padi dan palawija, yang mencerminkan keseharian masyarakat Gunungkidul yang mayoritas bekerja sebagai petani.

Makna filosofis dari Batik Cangkring sangat mendalam. Setiap motif tidak hanya sekadar ornamen, tetapi juga membawa pesan tentang kehidupan, keseimbangan, dan harmonisasi dengan alam. Misalnya, motif daun cangkring melambangkan ketahanan, sementara motif burung mencerminkan kebebasan dan kedamaian.

Di era modern ini, Batik Cangkring tidak hanya dipakai oleh masyarakat lokal, tetapi juga mulai dikenal oleh masyarakat luas. Berbagai inovasi dilakukan oleh para perajin batik di Gunungkidul untuk mengikuti perkembangan zaman. Mereka menggabungkan motif-motif tradisional dengan sentuhan modern sehingga menarik perhatian generasi muda.

Tak hanya itu, Batik Cangkring juga mulai dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Berkat dukungan pemerintah daerah dan komunitas pecinta batik, Batik Cangkring terus berkembang sebagai produk unggulan Gunungkidul yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Dengan berbagai upaya pelestarian tersebut, diharapkan Batik Cangkring dapat terus menjadi warisan budaya yang membanggakan, tidak hanya bagi masyarakat Gunungkidul, tetapi juga bagi bangsa Indonesia.

Batik Cangkring khas Gunungkidul merupakan warisan budaya yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga kaya akan makna filosofis. Keunikan motifnya yang terinspirasi dari alam sekitar dan pesan-pesan kehidupan yang terkandung di dalamnya membuat Batik Cangkring menjadi salah satu simbol identitas lokal yang patut dilestarikan. Di era modern ini, Batik Cangkring terus berkembang dan menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic