ThePhrase.id - Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang semakin berkembang, tak hanya di pulau Jawa saja, batik juga menjadi identitas budaya di Sulawesi lebih tepatnya bagi masyarakat Bugis-Makassar.
Sebelumnya, sejarah batik memang berasal dari pulau Jawa, namun menjadi warisan budaya Nusantara. Berbagai corak dan motif batik yang berbeda-beda menjadi ciri khas masing-masing daerah di Indoneisa, mulai dari flora, fauna, hingga aksara.
Batik Lontara asal Sulawesi menjadi salah satu hasil budaya yang tidak berkaitan secara langsung dengan sejarah batik di Pulau Jawa.
Sesuai dengan namanya, batik tersebut memiliki corak yang yang berbeda dari batik lainnya karena menggambarkan aksara tradisional Suku Bugis dan Makassar.
Diketahui, Lontara merupakan aksara tradisional yang berkembang di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dan digunakan untuk menulis bahasa Bugis, Mandar, dan Makassar. Tetapi dalam perkembangannya aksara ini juga digunakan oleh masyarakat Bima di Sumbawa timur dan Ende di Flores dengan tambahan atau modifikasi.
Ternyata, aksara ini merupakan perkembangan dari aksara Brahmi India melalui perantara aksara Kawi. Aksara Lontara ini diketahui telah digunakan secara aktif untuk menulis sejak abad 16 M hingga awal abad 20 M sebelum tergantikan dengan huruf latin.
Meskipun menggambarkan aksara tradisional budaya Bugis dan Makassar, Batik Lontara termasuk jenis batik kontemporer. Hal ini karena, batik tersebut merupakan hasil dari perkembangan dunia fashion batik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tak seperti batik tradisional lainnya, batik khas Bugis-Makassar ini tidak memiliki aturan pakem terkait siapa yang boleh memakainya.
Batik Lontara ini pada awalnya merupakan komoditas masyarakat setempat yang kemudian berkembang dan menyebar di berbagai daerah karena pemerintah pusat yang melegitimasi batik tersebut.
Keunikan dari batik ini adalah penggunaan asksara Lontara pada coraknya, sebagian besar penyusunan huruf Lontara yang digambar secara acak atau abstrak. Namun, terdapat beberapa yang disusun menjadi kata-kata yang mengandung petuah-petuah leluhur.
Kini, batik tersebut telah berkembang dan melekat dengan masyarakat Bugis-Makassar menjadi sebuah identitas budaya berupa kain batik yang penuh makna.
Tak hanya menjadi sebuah bentuk identitas budaya, hadirnya batik ini juga menjadi medium untuk melestarikan salah satu budaya Sulawesi yang sudah hadir sejak ratusan abad yang lalu.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk terus melestarikan budaya ini agar tetap hidup dan melekat pada masyarakatnya adalah melalui penyeragaman busana Batik Lontara untuk instansi Pemerintah Kota Makassar. [Syifaa]