regional

Batik Tiga Negeri Khas Lasem, Penuh Makna dan Cerminan Toleransi

Penulis Ashila Syifaa
Sep 26, 2022
Batik Tiga Negeri Khas Lasem, Penuh Makna dan Cerminan Toleransi
ThePhrase.id - Keunikan batik Indonesia sangat melimpah, salah satunya adalah Batik Tiga Negeri yang penuh makna dan menggambarkan toleransi. Batik ini merupakan khasnya Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah yang menggabungkan batik dari Solo, Yogyakarta dan Pekalongan.

Batik Tiga Negeri yang berasal dari Lasem ini menggabungkan banyak jenis batik, karena Lasem sendiri merupakan daerah yang memiliki sejarah panjang dan dinamis. Sebelumnya, Lasem pernah menjadi bagian dari wilayah kekuasan beberapa kerajaan.

Lasem pernah menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang kemudian setelah kerajaan tersebut runtuh Lasem pun menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam.

Macam motif dan warna Batik Tiga Negeri. (Foto: Dok. Kemenparekraf)


Selain itu, Lasem juga merupakan kota pelabuhannya Pulau Jawa dan memiliki peran penting dalam bisnis rempah Nusantara pada masanya. Pelabuhan Lasem diramaikan oleh berbagai pendatang seperti dari Tionghoa, India dan Arab.

Maka dari itu, Batik khas Lasem yang dikenal dengan sebutan Batik Tiga Negara merupakan hasil alkulturasi tiga budaya yang paling berpengaruh di Lasem. Budaya tersebut adalah budaya Tionghoa, Belanda dan Jawa.

Pengaruh dari dua budaya pada batik sangat kuat. Terutama budaya Tionghoa karena pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, Lasem menjadi tempat persinggahan etnis Tionghoa. Selain itu Tionghoa juga memiliki pengaruh pada pola-pola Batik Tiga Negeri seperti pola burung hong, naga, banji, kupu-kupu, bunga seruni, singa, dan bunga teratai.

Batik Tiga Negeri
Pengrajin batik di Rumah Batik Maranatha (Foto: Dok. Kemenparekraf)


Meskipun budaya Tionghoa cukup berpengaruh pada batik Lasem, percampuran budaya dapat terlihat dari warna dominan pada Batik Tiga Negara yang menggambarkan masing-masing budaya.

Warna merah yang disebut getih pitik atau darah ayam merupakan warna khas dari budaya Tionghoa, warna biru terpengaruh dari budaya Belanda, sedangkan warna coklat merupakan budaya Mataraman. Selain pola khas Tionghoa, kedua budaya lainnya juga memiliki motif seperti motif bunga tulip dari Belanda dan motif parang dan kawung dari budaya Jawa.

Cerminan toleransi lainnya juga dapat dilihat dari proses pembuatannya, di mana pembuatan satu warna tidak bisa diproduksi di satu tempat saja. Para pengerajin menilai bahwa setiap daerah memiliki karakteristik warna masing-masing karena kandungan mineral dalam air yang berbeda beda.

Warna merah yang dibutuhkan pada batik diproduksi di Lasem, sedangkan untuk mendapatkan warna biru pembatik harus ke Pekalongan. Kemudian warna coklat, didapatkan dari Solo untuk memproduksi warna sogan khasnya budaya Mataraman.

Tentunya karya batik Lasem ini terlihat cantik dan elegan dengan percampuran warna dan motifnya. Batik ini juga memiliki makna, sejarah dan filosofi yang mendalam dengan percampuran banyak budaya. [Syifaa]

 

 

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic