ThePhrase.id - Motif Batik Truntum merupakan salah satu batik yang paling dikenal oleh masyarakat. Nama Truntum diambil dari kata tumaruntum yang berarti tumbuh berkembang atau tumbuh kembali. Motif khas Jawa ini biasa digunakan sebagai motif dasar pada kain batik yang kemudian dikombinasikan dengan motif hiasan lainnya.
Batik Truntum sendiri memiliki tujuh motif lainnya yang berasal dari Yogyakarta dan Solo, yaitu Truntum Garuda, Garuda Sogan, Sri Kuncoro, Kuncoro, Gurdho Lawasan, Sogan Lengko dan Lawasan Kombinasi.
Motif ini digambarkan dengan motif berbentuk bintang-bintang kecil dengan warna coklat sogan. Motif Truntum yang menjadi latar belakang seakan-akan menjadi isen-isen atau hiasan pada kain tersebut. Tetapi nyatanya, terdapat motif lainnya yang menjadi hiasan seperti motif Garuda dan Pari.
Sama halnya seperti Batik Sidomukti yang selalu menjadi busana pengantin, Batik Truntum juga digunakan untuk pengantin maupun orang tua dari kedua belah pihak. Makna dan simbol kasih sayang yang tertuang dalam motif tersebut dapat dikaitkan dari kisah awal mulanya motif ini dibentuk.
Diketahui, batik ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Beruk yang merupakan selir dari Pakubuwonoi VIII atau Raden Mas Kusen, Sunan Kartasura, Mataram yang bertakhta pada tahun 1858-1860.
Pada awalnya selir ini dicintai dan dimanja oleh raja, namun ketika raja mendapatkan kekasih baru, ia merasa dilupakan. Karena merasa kesepian ia melewati keseharian tanpa raja. Suatu malam Kanjeng Ratu melihat indahnya bunga tanjung yang jatuh berguguran di halaman keraton.
Dari situlah ia mencanting motif bunga tanjung yang bertebaran pada helaian kain. Menurut buku berjudul Motif Batik Klasik Legendaris dan Turunannya oleh Adi Kusrianto, motif tersebut merupakan cerminan sebuah harapan bagi Kanjeng Ratu.
Setelah itu, ketekunannya menarik perhatian sang Raja yang akhirnya memunculkan rasa kasih sayang sedikit demi sedikit untuk Ratu. Berkat motif ini, cinta raja dapat tumbuh kembali atau truntum, sehingga batik ini diberi nama sedemikan rupa sebagai lambang cinta yang bersemi kembali.
Melihat dari awal mula kisa terbentuknya motif tersebut, batik ini memiliki makna harapan di balik kegelapan. Hal ini juga digambarkan oleh latar belakang bewarna gelap dengan motif bunga-bunga. Dapat juga menggambarkan adanya kemudahaan di antara kesulitan.
Oleh sebab itu dengan kisah yang memiliki makna yang mendalam, filosofi batik Truntum masih diterapkan hingga saat ini, khususnya bagi penganting yang akan memulai hidup baru dalam perkawinan. [Syifaa]