Batik Tujuh Rupa, Perpaduan Budaya Jawa dan Tiongkok

ThePhrase.id - Batik Tujuh Rupa merupakan perpaduan budaya Jawa dan Tiongkok. Batik ini berasal dari salah satu kota yang dikenal sebagai kota batik yaitu Pekalongan, Jawa Tengah. 

Kota Pekalongan merupakan kota pesisir karena letaknya di pantai utara Pulau Jawa menjadikannya tempat transit para pedagang dari bebagai daerah. Kedatangan pedagang dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda menghasilkan beberapa akulturasi budaya. 

Diketahui budaya Tiongkok pertama kali masuk ke Pekolangan pada abad ke-19. Pengaruh atau akulturasi dari budaya Tiongkok dengan budaya lokal ini tertuang pada motif batik Tujuh Rupa.

Motif-motif batik Pekalongan pada umumnya dikenal dengan motif bercorak ornamen dan garis, dan tidak menggunakan motif flora dan fauna. Akan tetapi beberapa mengombinasikan unsur flora dan fauna yang diperolah dari motif batik khas Solo dan Yogyakarta.

Sedangkan pada batik Tujuh Rupa, motif menggambarkan suasana alam dengan ornamen tanaman dan hewan. Selain itu, pada motif ini banyak mengadopsi ornamen tumbuhan yang ditemukan pada keramik khas Tiongkok. 

Corak pada kain batik ini sering kali juga dipadukan dengan gambaran binatang, seperti kupu-kupu, naga, burung merah dan berbagai jenis burung lainnya.

Tak hanya keindahan motifnya saja, batik ini juga memiliki filosofi dan prosesnya yang menambahkan keindahan. Meskipun merupakan hasil akulturasi, batik ini menggambarkan kekayaan alam Pekalongan yang digambarkan dengan tujuh motif yang berbeda.

Seperti batik pada umumnya, Tujuh Rupa juga memiliki filosofi dan maknanya tersendiri. Makna batik Tujuh Rupa yaitu kefasihan dan kelembutan. Tak hanya itu, motif ini juga menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir Jawa yang mudah beradaptasi dengan kebudayaan luar dan menghasilkan budaya akulturasi.

Sedangkan, gambaran alam dan tambahan ornamen semacam hewan serta tanaman memberikan makna kehidupan yang damai untuk warga sekitar. 

Nyatanya tak hanya satu batik saja, namun ada beberapa batik lainnya yang berasal dari Pekalongan dan merupakan hasil akulturasi, seperti motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-lungan [Syifaa]