ThePhrase.id – Akhir Oktober lalu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang meresmikan pembentukan komunitas Mahasiswa Sahabat Bawaslu. Peresmian komunitas ini dilakukan di sela-sela acara webinar Pendidikan Pengawasan Partisipatif Pemilu di Kalangan Aktifis Mahasiswa.
Diresmikan oleh Ketua Bawaslu RI, Abhan acara ini juga turut dihadiri oleh Dekan FISIP Mishbah Zulfa Elizabeth, Wakil Rektor III UIN WS, Arief Budiman, M. Fajar SAKA selaku Ketua Bawaslu Jateng, komisioner Bawaslu Jateng Anik Sholihatun, dan Dosen Ilmu Politik FISIP UIN WS Nur Syamsudin.
Mishbah Zulfa mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama pihaknya dengan Bawaslu Jawa tengah yang ingin memberikan ruang besar bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengawasan hal-hal yang berkaitan dengan pemilu.
Ketua Bawaslu RI, Abhan SH MH memberikan sambutan dalam peresmian terbentuknya komunitas Mahasiswa Sahabat Bawaslu (Foto: dok. UIN)
“Pada akhirnya, untuk mewujudkan cita-cita tersebut kami juga melaunching komunitas Mahasiswa Sahabat Bawaslu sebagai pintu masuk pelibatan mahasiswa lebih jauh dalam peran yang kami cita-citakan tersebut,” ujarnya.
Arief Budiman mengungkapkan bahwa banyak distorsi dalam penyelenggaraan pemilu seperti poiltik uang dan black campaign, padahal pemilu adalah pilar penting dalam demokrasi.
“Proses ini perlu dilaksanakan secara rasional, bukan transaksional. Maka dari itu butuh keterlibatan semua pihak untuk mengawasinya, terutama mahasiswa agar proses pemilu itu mampu mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat,” tuturnya.
Abhan selaku Ketua Bawaslu RI membenarkan pernyataan Arief Budiman tersebut. Oleh karena itu, dirinya berharap agar mahasiswa tidak bersikap apatis dalam politik serta mampu berpartisipasi secara aktif yang mampu mengawasi dan memperbaiki distorsi-distorsi pemilu yang terjadi di negeri ini.
Acara peresmian komunitas Mahasiswa Sahabat Bawaslu (Foto: suaramerdeka)
“Mahasiswa punya peran besar dalam mencegah itu semua. Karena mahasiswa ini adalah kelompok yang menjadi pemilih pemula yang masih memiliki idelisme yang tinggi, semangat yang tinggi, dan belum terkontaminasi politik praktis. Peran mahasiswa ini akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas,” tandas Abhan.
Dosen Ilmu Politik FISIP UIN WS, Nur Syamsudin mengatakan berpartisipasi dalam politik berarti juga harus memberi banyak penyelesaian untuk problem politik serta kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pemilu yang membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat merupakan salah satu instrumen yang sangat penting bagi kemajuan bangsa. [hc]