sportTimnas Indonesia

Bekas Wapres AFF: Naturalisasi Massal Ancam Masa Depan Sepak Bola Indonesia dan Malaysia

Penulis Ahmad Haidir
Jul 10, 2025
Timnas Indonesia terus-terusan menaturalisasi pemain keturunan. Foto Instagram Jay Idzes.
Timnas Indonesia terus-terusan menaturalisasi pemain keturunan. Foto Instagram Jay Idzes.

Thephrase.id - Fenomena naturalisasi pemain sepak bola di kawasan Asia Tenggara, khususnya Timnas Indonesia dan Timnas Malaysia, menjadi sorotan publik dalam beberapa tahun terakhir.

Mantan Wakil Presiden Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) dari Vietnam, Duong Vu Lam, memberikan pandangannya terkait tren yang dinilai membawa dampak positif dan negatif bagi masa depan sepak bola di kedua negara tersebut.

Menurut Duong Vu Lam, langkah Timnas Indonesia dan Timnas Malaysia merekrut pemain-pemain keturunan dari Eropa dan Amerika Selatan mampu mengangkat performa kedua negara secara signifikan dalam waktu singkat.

Ia mencontohkan bagaimana Timnas Indonesia dengan pemain-pemain kelahiran Belanda berhasil melangkah hingga Putaran Keeempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

"Timnas Indonesia dengan para pemain naturalisasi yang lahir di Belanda, berhasil meraih tiket ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Ini adalah pencapaian yang mustahil mereka raih tanpa kehadiran para pemain naturalisasi tersebut," tegas Duong Vu Lam dilansir dari Dan Tri.

Situasi serupa juga terjadi di Timnas Malaysia yang baru saja menorehkan kemenangan bersejarah atas Vietnam dengan skor telak 4-0 pada Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027. Kemenangan tersebut, menurut Duong Vu Lam, menjadi bukti nyata efektivitas kebijakan naturalisasi pemain di tubuh Harimau Malaya.

"Dengan hasil tersebut, mereka hampir memastikan langkah mereka ke turnamen, sekaligus membuat Timnas Vietnam tersingkir. Ini adalah hasil yang sebelum mereka memiliki para pemain naturalisasi asal Argentina, Brasil, dan Spanyol, mustahil bisa dicapai oleh Timnas Malaysia saat melawan Vietnam," sambungnya.

Meski demikian, Duong Vu Lam tidak menampik adanya risiko jangka panjang dari kebijakan tersebut. Menurutnya, dominasi pemain naturalisasi berpotensi menghambat perkembangan pemain lokal dan menimbulkan ketergantungan yang merusak ekosistem pembinaan sepak bola nasional.

"Semakin banyak pemain yang dinaturalisasi, maka semakin kecil pula peluang bagi para pemain muda lokal untuk bisa tampil di level tertinggi. Alasannya karena tempat di tim nasional Malaysia maupun Indonesia sudah dikuasai oleh para pemain naturalisasi," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa saat ini naturalisasi bahkan merambah ke level kelompok umur seperti U-23 dan U-20. Situasi ini, kata Duong Vu Lam, bisa mematikan semangat dan motivasi para pemain muda lokal yang pada akhirnya akan memilih jalan lain di luar dunia sepak bola.

"Bagi para pemain lokal, mereka mungkin tetap akan berlatih dan mengejar karier sepak bola, namun ketika panggung mereka semakin sempit dan peluang berkembang mereka terus tergerus oleh pemain naturalisasi, pada akhirnya mereka akan memilih jalan lain," ucapnya.

Bekas Wapres AFF  Naturalisasi Massal Ancam Masa Depan Sepak Bola Indonesia dan Malaysia
Timnas Malaysia juga gencar menaturalisasi pemain. Foto Facebook Timnas Malaysia.

"Mereka akan memilih profesi lain daripada terus berjuang di sepak bola yang peluangnya kian mengecil. Kalau begitu, dari mana lagi regenerasi pemain akan lahir?" lanjutnya.

Terkait kekhawatiran bahwa Timnas Malaysia berpotensi mendapatkan sanksi dari FIFA akibat dugaan manipulasi data pemain naturalisasi, Duong Vu Lam menilai kemungkinan tersebut sangat kecil.

"Menurut saya, kemungkinan tersebut sangat kecil untuk terjadi. Informasi yang kita dengar belakangan ini belum merupakan informasi resmi, belum ada konfirmasi dari federasi sepak bola tingkat kawasan, benua, atau dunia," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa Malaysia merupakan pusat administrasi sepak bola Asia Tenggara dan Asia. Dengan demikian, menurutnya, staf administrasi di sana memiliki kapasitas dan pemahaman yang memadai terkait regulasi internasional.

"Kita perlu tahu bahwa Malaysia adalah tempat berdirinya kantor pusat AFF dan AFC. Orang-orang yang bekerja di sektor administrasi sepak bola di Malaysia tentu sangat memahami prosedur dan tata cara internasional, lebih baik dibandingkan staf di beberapa negara lain," ujar Duong Vu Lam.

Ia juga menilai sangat kecil kemungkinannya FIFA melakukan kekeliruan dalam memberikan izin kepada para pemain naturalisasi Malaysia. Hingga saat ini, lanjutnya, baik FIFA maupun AFC belum pernah mengeluarkan keputusan resmi mengenai sanksi terhadap Malaysia atau perubahan hasil pertandingan yang melibatkan tim tersebut.

"Oleh karena itu, sampai saat ini semua itu baru sebatas informasi semata. Baik FIFA maupun AFC belum pernah mengeluarkan keputusan resmi apapun terkait sanksi terhadap pemain naturalisasi Malaysia, maupun perubahan hasil pertandingan," jelasnya.

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic