ThePhrase.id - Cokelat sudah lama dikenal memiliki manfaat untuk kesehatan jantung. Namun, penelitian masih menemukan hasil yang saling bertentangan. Jadi, apakah benar cokelat memang baik untuk jantung?
Menurut sebuah jurnal mengenai sejarah cokelat dalam pengobatan, sejak tahun 1500-an, masyarakat Aztek mengonsumsi kakao sebagai minuman yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk angina atau nyeri dada akibat berkurangnya aliran darah ke jantung.
Saat ini, beberapa studi menyebutkan bahwa cokelat, khususnya cokelat hitam, mengandung nutrisi sehat seperti flavonoid, methylxanthines, polifenol, dan asam stearat. Nutrisi ini diketahui dapat membantu mengurangi peradangan serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), yang berperan dalam mencegah penumpukan plak di arteri.
Namun, penting untuk memilih cokelat dengan kandungan kakao minimal 70% agar mendapatkan manfaat optimal. Selain dalam bentuk batangan, produk cokelat murni juga bisa diperoleh dari bubuk kakao tanpa tambahan bahan lain. Takaran yang direkomendasikan untuk konsumsi harian adalah 20-30 gram.
Dalam jurnal European Journal of Preventive Cardiology, disebutkan bahwa cokelat dapat membantu menurunkan risiko serangan jantung. Studi ini menemukan bahwa konsumsi cokelat lebih dari satu kali setiap minggu dapat mengurangi risiko penyakit arteri koroner hingga 8%. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang memasok darah ke otot jantung. Gangguan pada arteri ini dapat menyebabkan serangan jantung mendadak.
Meskipun cokelat memiliki manfaat kesehatan, pengidap diabetes dan obesitas tetap harus berhati-hati dalam mengonsumsinya. Meskipun ada bukti bahwa cokelat dapat menurunkan risiko penyakit jantung, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Bahan utama dalam cokelat adalah biji kakao, yang kaya akan senyawa flavanol, sejenis polifenol yang dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung dan diabetes. Oleh karena itu, banyak penelitian mengenai dampak cokelat terhadap kesehatan jantung berfokus pada ekstrak kakao atau cokelat hitam dengan kandungan kakao minimal 70%, karena mengandung lebih banyak flavanol dibandingkan cokelat susu atau cokelat putih.
Salah satu studi yang sering dikutip adalah Cocoa Supplement and Multivitamin Outcomes Study (COSMOS). Penelitian ini melibatkan lebih dari 10.000 orang yang mengonsumsi 500 mg flavanol kakao setiap hari selama 3,6 tahun, sementara kelompok lain mengonsumsi plasebo. Hasilnya, kelompok yang mengonsumsi suplemen flavanol mengalami 27% lebih sedikit kematian akibat penyakit kardiovaskular. Namun, peneliti mencatat bahwa hubungan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Studi lain pada Januari 2024 menunjukkan bahwa pada individu keturunan Eropa, konsumsi cokelat hitam dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi dan tromboemboli vena, yaitu kondisi di mana terbentuk gumpalan darah di pembuluh vena. Analisis penelitian dari Juni juga menyimpulkan bahwa konsumsi cokelat hitam atau suplemen kakao dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah jika dilakukan setidaknya selama satu bulan.
Namun, tidak semua penelitian menunjukkan hasil positif. Studi COSMOS juga menemukan bahwa ekstrak kakao tidak secara signifikan menurunkan risiko serangan jantung dan stroke. Selain itu, studi Januari 2024 juga menunjukkan bahwa cokelat tidak berpengaruh terhadap 10 kondisi kardiovaskular lainnya, termasuk gagal jantung, penyakit arteri koroner, dan fibrilasi atrium.
Sementara penelitian lebih banyak berfokus pada kakao murni dan cokelat hitam, efek dari jenis cokelat lainnya terhadap kesehatan jantung belum banyak diteliti. Namun, cokelat yang banyak dijual di pasaran, seperti cokelat susu dan cokelat putih, cenderung memiliki manfaat yang lebih sedikit karena kandungan flavanolnya lebih rendah akibat proses fermentasi dan pemanggangan yang dapat mengurangi kadar flavanol hingga sepuluh kali lipat.
Ahli gizi Michelle Routhenstein, RD, menyatakan bahwa cokelat olahan, terutama yang mengandung banyak gula dan lemak tambahan, tidak memberikan manfaat kesehatan yang sama seperti kakao murni. Kandungan gula, lemak, dan kalori yang tinggi dalam cokelat olahan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan jantung jika dikonsumsi secara berlebihan. [Syifaa]