ThePhrase.id - Meningkatnya penggunaan media sosial didorong oleh pandemi Covid-19 dengan menjadikan media sosial sebagai medium interaksi yang utama. Tak hanya itu, media sosial juga dijadikan media untuk mengikuti berita dan tren terbaru.
Saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa beberapa kalangan menggunakan media sosial untuk mendapatkan berita terbaru. Hal ini didukung oleh data dari YouGov Global Profile yang mengungkapkan penggunaan media sosial oleh pengguna global.
Kurang lebih 58% pengguna global menggunakan media sosial untuk hiburan dan mencari berita. Dalam datanya, YouGov Global Profile menemukan 58% pengguna dari Asia-Pasific, Timur Tengah dan Afrika Utara setuju bahwa mereka menggunakan media sosial untuk mencari hiburan dan berita. Sama halnya dengan pengguna dari Amerika dan Eropa, 59% setuju dengan pernyataan yang sama.
Ilustrasi remaja menggunakan media sosial seperti Instagram atau TikTok. (Foto: Pexels/Cottonbro
Terlebih lagi, Indonesia menduduki urutan pertama dalam daftar negara yang menggunakan media sosial sebagai sumber utama untuk mecari berita. Kemudian diikuti oleh Vietnam pada urutan kedua.
Dari data tersebut, rata-rata pengguna yang menjadikan media sosial sebagai sumber berita adalah anak muda berumur 18 tahun hingga 33 tahun.
Selain dijadikan sebagai sumber untuk mencari berita, media sosial juga menjadi sumber pencarian yang utama dibandingkan Google Search.
Sebelumnya Senior Vice President Google, Prabhakar Raghavan juga mengatakan bahwa 40% anak muda menggunakan media sosial seperti TikTok dan Instagram sebagai search engine atau mesin pencari.
Tiktok sebagai mesin pencari bukan merupakan hal yang baru. Di tahun 2019, perusahaan investasi Andreesen Horowitz sudah mengatakan bahwa TikTok memiliki potensi menjadi search engine. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan aplikasi TikTok versi China, Douyin yang juga dimiliki oleh Bytedance.
Update baru TikTok dengan link keyword tertentu. (Foto: dok. ThePhrase.id)
Video-video yang diupload pada Douyin sudah memiliki geo-tag dan secara otomatis dikategorikan bedasarkan tempat dan aktifitasnya, seperti restoran, tempat wisata, hotel, budaya, hiburan, belanja hingga untuk olahraga. Hal tersebut mempermudah pengguna untuk mencari referensi tempat ataupun kegiatan secara spesifik.
Begitu juga TikTok yang mempermudah pengguna dalam mencari referensi, berita ataupun tren dalam media sosial. Terutama dengan update terbaru TikTok dengan menambahkan linked keyword yang muncul dalam deskripsi dan kolom komentar.
Update terbaru TikTok memandu pengguna dalam hal discovery atau penemuan dengan cara menghubungkan pengguna dengan tren yang lebih luas lagi.
Hal tersebut dapat dilihat di beberapa video yang menampilkan link pencarian dengan keyword atau kata kunci seperti nama produk, tempat hingga rekomendasi tren fashion. Fitur tersebut membantu pengguna lebih aktif dalam pencarian.
Media sosial yang dijadikan sumber berita dan pencarian bisa menjadi peluang untuk brand-brand menjangkau audiens dari kalangan muda. Terutama, dengan fitur dan pengguna yang lebih aktif dan engaging di media sosial seperti TikTok. [Syifaa]