trending

Bencana Alam Akibat Perubahan Iklim Diprediksi Lebih Buruk pada 2022

Penulis Nadira Sekar
Jan 06, 2022
Bencana Alam Akibat Perubahan Iklim Diprediksi Lebih Buruk pada 2022
ThePhrase.id - Bencana alam yang terus terjadi di seluruh belahan dunia pada tahun 2021 menunjukkan dampak perubahan iklim yang nyata. Kini, para ilmuan memprediksikan bahwa bencana alam tersebut akan lebih buruk di tahun 2022.

Foto: Ilustrasi Bencana Alam (freepik.com People photo created by jcomp)


Peristiwa cuaca ekstrem adalah cara yang paling nyata, mahal, dan seringkali mematikan yang menunjukkan pemanasan global. Tahun lalu membawa kesadaran para pemimpin dunia untuk bersama-sama mencegah pemanasan global.

Dampak perubahan iklim lebih dahsyat,  bahkan skenario terburuk para ilmuwan tidak sepenuhnya menangkap besarnya perubahan iklim yang kini terjadi.

“Sepertinya model-model (yang dibuat) meremehkan (cuaca) ekstrem tersebut dan khususnya skenario ini sangat sulit diprediksi dan juga harus dipersiapkan,” ujar  Kai Kornhuber, seorang ilmuwan iklim di Universitas Columbia dikutip dari Axios.
Naiknya Tempratur Bumi

Menurut Met Office, suhu rata-rata global untuk tahun 2022 diperkirakan antara 0,97°C dan 1,21°C (dengan perkiraan pusat 1,09°C) di atas rata-rata untuk periode pra-industri (1850-1900). Dengan suhu diatas 1°C, 2022 menjadi salah satu tahun dengan suhu rata-rata tertinggi. Musim panas dengan suhu ekstrem diprediksikan akan kembali terjadi di sejumlah wilayah di dunia.

Meningkatnya suhu juga mendorong terjadinya badai, baik badai ringan maupun badai besar seperti tornado dan puting beliung yang juga terjadi pada tahun 2021 seperti Badai Ida di Amerika Serikat dan Angin Topan Rai di Filipina.

Foto: Kebakaran Hutan (Photo by Tim Mossholder from Pexels)


Banjir juga diprediksi akan terjadi lagi pada tahun 2022. Hal ini terjadi karena penampungan lebih banyak uap air di atmosfer yang lebih hangat. Artinya, saat hujan, kemungkinan akan turun lebih besar. Peristiwa banjir bandang di sejumlah negara seperti Jerman dan China dan serta bencana hujan dari Ida menjadi lebih banyak terjadi.

Curah hujan yang ekstrem juga akan mempengaruhi turunnya salju. Meskipun durasi waktu suhu dingin hingga salju berkurang di sebagian besar negara, tetapi atmosfer lembab yang sama dapat membawa kita pada peristiwa hujan besar juga dapat menghasilkan peristiwa badai salju besar.

Dilansir dari thehill.com, kekeringan dan berkurangnya suplai air bersih juga akan terjadi pada tahun 2022 ini. Kekeringan tersebut jika dipadukan dengan udara yang panas dan berangin besar juga dapat memicu kebakaran hutan atau wildfires yang mungkin terjadi pada tahun 2022.
Apa yang bisa dilakukan?

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak bencana baik secara ekonomi maupun jumlah korban yang akibat bencana. Kita dapat mengenali peningkatan panas yang mematikan dan mengambil langkah-langkah untuk membuat kota kita lebih sejuk dan lebih aman bagi semua orang.

Selain itu, masyarakat bersama pemerintah dapat mengenali tren curah hujan ekstrem dan menyiapkan peralatan untuk melindungi orang dari banjir bandang. Kita juga dapat merencanakan dan membangun fasilitas untuk badai yang lebih kuat dan risiko banjir pesisir yang lebih tinggi. Terakhir, kita juga dapat memanfaatkan prakiraan cuaca yang lebih baik untuk menjaga masyarakat tetap aman selama cuaca ekstrem.

Bencana iklim 2021 menjadi kaca spion kita untuk erus melihat ke depan, menggunakan tren yang telah ada untuk mengantisipasi dan memenuhi tantangan masa depan. [nadira]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic