ThePhrase.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan bahwa musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi lebih lambat dibandingkan biasanya. Diperkirakan awal musim hujan baru akan dimulai pada bulan November 2023.
Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, sekitar 64 persen dari wilayah zona musim, setara dengan 446 zona musim, diperkirakan akan mengalami penundaan dalam awal musim hujan dibandingkan dengan jadwal normalnya. Sementara itu, hanya 8 persen yang akan memasuki musim hujan pada waktunya, dan sekitar 3,2 persen dari zona musim diperkirakan akan mengalami awal musim hujan lebih cepat dari biasanya.
"Jika dibandingkan dengan normalnya, secara umum musim hujan diprediksi akan lebih lambat," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers, Jumat (8/9/2023).
Dwikorita menjelaskan bahwa awal musim hujan terkait erat dengan perubahan arah angin dari timur (monsun Australia) menjadi barat (monsun Asia). Angin yang berasal dari Benua Asia ini diharapkan membawa uap air dan mendatangkan hujan di Indonesia.
Namun, ia mengungkapkan bahwa berdasarkan proyeksi, angin barat (monsun Asia) akan tiba lebih lambat dari yang diperkirakan normal. Hal ini merupakan faktor utama yang menyebabkan musim hujan di Indonesia diproyeksikan akan terjadi lebih lambat.
Dwikorita menekankan bahwa variasi iklim di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi seragam di seluruh wilayah. Namun, secara keseluruhan, sebagian besar wilayah diharapkan akan mengalami awal musim hujan pada bulan November 2023.
"Jadi awal musim hujan secara umum di prediksi akan terjadi pada bulan November 2023. Namun karena tingginya keragaman iklim di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi serentak di Indonesia," ujarnya.
BMKG juga memberikan imbauan kepada para petani agar menyesuaikan pola tanam mereka mengingat prediksi bahwa musim hujan akan datang lebih lambat pada tahun 2023. Biasanya, para petani mulai menanam tanaman yang membutuhkan air saat memasuki musim hujan. Namun, dengan penundaan musim hujan, ada risiko gagal panen. Oleh karena itu, para petani diharapkan untuk segera mengubah pola tanam mereka agar ketahanan pangan tetap terjaga.
Dwikorita juga mencatat bahwa penundaan musim hujan dapat memengaruhi tingkat polusi udara di kota-kota besar, dan ia meminta pemerintah daerah dan Kementerian Kesehatan untuk mengambil tindakan antisipatif terhadap dampak kesehatan yang mungkin timbul.
[nadira]