ThePhrase.id - Sejumlah wilayah di Indonesia mulai diguyur hujan lebih awal dari biasanya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia pun menjelaskan berbagai faktor yang menyebabkan percepatan musim hujan ini.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyatakan bahwa suhu muka laut di sekitar Indonesia yang hangat menjadi salah satu faktor utama penyebab datangnya musim hujan lebih awal.
"Kalau kita lihat di wilayah Indonesia ini kondisi suhu muka lautnya cukup hangat. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan mayoritas daerah zona musim memasuki awal musim hujannya lebih awal," tuturnya.
Terkait potensi La Nina, Ardhasena menyebutkan bahwa fenomena ini diperkirakan terjadi dengan intensitas ringan pada Oktober 2024, meski saat ini belum terdeteksi. La Nina diprediksi akan muncul setelah El Nino yang berakhir pada Agustus 2024. Kedua fenomena ini merupakan bagian dari siklus El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan dipantau melalui indeks IOD (Indian Ocean Dipole).
Sejalan, Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa puncak musim hujan di wilayah barat Indonesia diperkirakan terjadi pada November hingga Desember 2024. Sebanyak 303 Zona Musim (43,4% dari total zona) akan mencapai puncaknya pada periode ini. Wilayah yang akan mengalami puncak musim hujan pada periode ini di antaranya Pulau Sumatra, Jawa pesisir selatan, dan Kalimantan.
Sementara itu, 250 Zona Musim lainnya (35,8%) akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025, termasuk Lampung, bagian utara Jawa, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, dan sebagian besar Papua.
Dwikorita juga menjelaskan bahwa awal musim hujan akan berbeda di setiap wilayah. Beberapa daerah di Sumatra bagian barat sudah memasuki musim hujan sejak Agustus, dan secara bertahap, musim hujan akan menyebar ke wilayah timur hingga Desember.
Dari total 699 zona musim (ZOM) di seluruh Indonesia, Dwikorita menjelaskan bahwa 75 ZOM, atau sekitar 10,7 persen wilayah, akan memasuki musim hujan pada September. Sementara itu, 210 ZOM, atau 30,04 persen wilayah, akan mulai memasuki musim hujan pada Oktober, dan 181 ZOM, atau 25,9 persen, diperkirakan akan mengalami musim hujan pada November.
Lebih lanjut, terdapat 113 ZOM, atau 16,2 persen wilayah, yang memiliki pola musim hujan sepanjang tahun, yang disebut sebagai wilayah satu musim. Artinya, wilayah-wilayah tersebut tidak mengalami perbedaan yang signifikan antara musim hujan dan musim kemarau.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama musim hujan dan rutin memantau informasi cuaca dari BMKG.
"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi selama musim hujan," ujar Dwikorita. [nadira]