trending

BMKG Ungkap Potensi Kemarau Basah jika Terjadi La Niña

Penulis Nadira Sekar
May 29, 2024
Foto: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (dok. BMKG)
Foto: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (dok. BMKG)

ThePhrase.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi terjadinya anomali iklim La Niña pada tahun 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa musim kemarau kali ini berpotensi menjadi kemarau basah jika La Niña terjadi. Kemarau basah sendiri adalah kondisi di mana musim kemarau mengalami curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata.

"Kita belum menyimpulkan seperti itu (akan terjadi La Nina). Ada kecenderungan La Niña meskipun lemah akan terjadi. Tapi itu bisa meleset karena datanya masih kurang, tapi ada tren ke sana," kata Dwikorita dilansir dari cnnindonesia.com.

"Jadi kalau seandainya iya, berarti menjadi basah," imbuh dia.

La Niña sendiri adalah fenomena iklim yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di mana suhu permukaan laut lebih dingin dari rata-rata. Fenomena ini adalah kebalikan dari El Niño dan merupakan bagian dari siklus iklim yang dikenal sebagai El Niño-Southern Oscillation (ENSO).

La Niña terjadi ketika angin pasat di Samudra Pasifik menguat, mendorong air hangat ke arah barat dan membawa air dingin dari kedalaman laut ke permukaan di bagian timur. Hal ini menyebabkan pendinginan yang signifikan di permukaan laut bagian timur dan tengah Pasifik.

Dampak Kemarau Basah

Kemarau basah dapat berdampak positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat. Dampak positifnya, yaitu:

  • Meningkatkan ketersediaan air tanah
  • Mengurangi risiko kekeringan
  • Meningkatkan produktivitas tanaman

Sedangkan dampak negatifnya, yaitu:

  • Meningkatkan risiko banjir dan genangan air
  • Menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan air, seperti demam berdarah dan leptospirosis
  • Mengganggu aktivitas pertanian

Mitigasi dan Adaptasi

BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana akibat kemarau basah, seperti banjir dan genangan air. Beberapa langkah mitigasi dan adaptasi yang dapat dilakukan antara lain:

  • Pemantauan Cuaca: Meningkatkan pemantauan dan prediksi cuaca untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu kepada petani dan pengelola sumber daya air.
  • Pengelolaan Air: Membangun dan memelihara infrastruktur pengelolaan air seperti bendungan, saluran irigasi, dan sistem drainase untuk mengatasi peningkatan curah hujan.
  • Pertanian Adaptif: Mengembangkan dan menggunakan teknik pertanian yang adaptif terhadap perubahan pola curah hujan, termasuk penggunaan varietas tanaman yang tahan air dan penjadwalan ulang musim tanam.
  • Kesadaran dan Edukasi: Meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang kemungkinan perubahan pola cuaca dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dampak negatifnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi kemarau basah dan meminimalkan dampak negatifnya.

[nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic