Borussia Dortmund Dikecam Setelah Disponsori Produsen Senjata yang Suplai Amunisi ke Israel

ThePhrase.id - Borussia Dortmund dikecam. Pasalnya, Die Borussen disponsori oleh produsen senjata Rheinmetall, yang notabene menyokong Israel dalam genosidanya ke Palestina.

Logo perusahaan tersebut debut di jersey Borussia Dortmund ketika melawan Real Madrid dalam babak final Liga Champions 2023-2024 di Wembley Stadium pada Minggu, 2 Juni 2024.

The Athletic menarasikan kerja sama Borussia Dortmund dengan Rheinmetall sebagai "penggunaan ruang iklan yang luas, hak pemasaran dan pengaturan acara dan keramahtamahan di stadion dan di halaman klub."

"Keamanan dan pertahanan adalah landasan fundamental demokrasi kita. Terutama saat ini, ketika kita melihat setiap hari bagaimana kebebasan harus dipertahankan di Eropa. Kita harus menghadapi hal normal yang baru," beber CEO Borussia Dortmund, Hans-Joachim Watzke.

Bersepakat dengan kontrak tiga tahun bersama Borussia Dortmund, CEO Rheinmetall, Armin Papperger menyatakan perusahaannya "memiliki sikap, ambisi, dan asal usul yang sama" dengan Die Borussen.

Gelombang protes terhadap keputusan Borussia Dortmund yang menjalin kemitraan dengan Rheinmetall mulai mengalir deras, salah satunya dari Masyarakat Perdamaian Jerman, yang direktur pelaksananya, Michael Schulze von Glasser adalah fans Die Borussen.

"Saya sangat terkejut. Saya tidak pernah menyangka bahwa Borussia Dortmund akan mempertimbangkan untuk menjalin kemitraan dengan perusahaan senjata," tegas Schulze von Glasser.

Borussia Dortmund akan mendapatkan dana segar sebesar 7-9 juta euro (Rp 123 miliar-Rp 158 miliar) dari Rheinmetall per tahunnya, tetapi bukan menjadi sponsor utama, melainkan di papan iklan dan tempat lainnya.

Media Jerman, DW melaporkan Pemerintah Jerman belum lama ini telah sepakat mendistribusikan amuinisi Rheinmetall ke Israel untuk menyerang Gaza, yang telah memakan korban sekitar 36 ribu orang tewas.

"Rheinmetall mensponsori sebuah klub sepak bola memang tidak biasa. Kami menjalin kontak permanen dengan perusahaan-perusahaan seperti Rheinmetall," ungkap Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck. (Rangga)