ThePhrase.id - Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution kembali membuat gaduh. Bila sebelumnya dia membuat kegaduhan dengan mengambil alih 4 pulau milik Aceh, kali ini Bobby memancing kegaduhan dengan melarang kendaraan berplat nomor Aceh masuk wilayah Sumatera Utara.
Sejumlah pihak menyebut aksi Bobby merazia kendaraan asal Aceh ini sebagai pelampiasan dari rasa kecewa atas kegagalannya menguasai empat pulau Aceh beberapa bulan lalu. Tetapi juga ada spekulasi bahwa Bobby sengaja membuat keributan untuk mengalihkan perhatian publik dari skandal manipulasi pendidikan kakak iparnya Gibran Rakabuming Raka.
Aksi Bobby merazia kendaraan berplat BL ini tersebar luas di berbagai flatform media sosial berupa video yang berisi kerumunan massa di sebuah ruas jalan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Ahad, (28/09/2025). Di dalam video itu, Bobby mengenakan kaos kerah berwarna biru dengan celana warna krem berdialog dengan salah seorang sopir truk yang kendaraannya ditahan.
Didampingi stafnya, Bobby meminta agar kendaraan yang masuk wilayah Sumatera Utara segara menggantikan plat nomor kendaraannya dengan plat nomor BK dan BB sebagai plat nomor resmi wilayah Sumatera Utara.
Benar saja, aksi Bobby ini berhasil menarik perhatian para aktivis, senator dan anggota parlemen asal Aceh yang mengecam dan mengkritisi aksi menantu Jokowi itu.
“Cabut kebijakan itu segera. Sebab kebijakan itu adalah produk yang mengingkari keharmonisan antardaerah. Tanya sama Bobby, STNK bermotor itu produk nasional atau daerah? Tanyakan ke Bobby, apakah dia masih mengakui bendera merah putih sebagai bendera Indonesia?” kata anggota DPR RI asal Aceh, Nasir Jamil, dengan nada keras dalam pernyataannya, Minggu (28/9).
Nasir kemudian meminta polisi untuk menangkap Bobby karena telah mengeluarkan kebijakan yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban umum dengan menerbitkan kebijakan yang akan membenturkan warga antardaerah.
Senada dengan Nasir Jamil, Senator atau anggota DPD asal Aceh, Sudirman atau yang dikenal dengan Haji Uma, menyebut kebijakan Bobby Nasution itu terkesan emosional dan tendensius serta mengganggu keharmonisan antardaerah bertetangga.
“Di DKI Jakarta, setiap hari ribuan kendaraan dari Jawa Barat masuk ke ibu kota tanpa pernah dipersoalkan, bahkan menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi yang saling bergantung dan saling membutuhkan. Hubungan Aceh dan Sumatera Utara sudah terjalin lama, baik dalam perdagangan maupun interaksi sosial. Jangan sampai hubungan yang baik ini dirusak oleh kebijakan sepihak yang justru mengorbankan kepentingan masyarakat luas,” kata Sudirman. Minggu, 28 September 2025.
Sementara itu, aktivis Aceh yang tinggal di Banda Aceh, Syakya Meirizal menantang Bobby Nasution untuk tidak tanggung-tanggung melampiaskan kemarahannya karena gagal mengambil 4 pulau Aceh beberap waktu lalu. Tantangan Syakya itu diunggah di akun facebooknya, Senin (29/09).
“Dek Bobby, kalau betul kau masih marah, jangan tanggung marahnya. Sekalian saja kau bangun pos pemeriksaan imigrasi di perbatasan Aceh-Sumut, biar kalau orang Aceh mau pergi ke Medan, mau masuk wilayah Sumut bawa paspor. Nanti kau periksa paspornya kau periksa kendaraannya. Jadi kalau kau marah jangan tangung-tanggung, berani enggak?” kata Syakya dengan nada satir.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menanggapi santai ulah Bobby memancing kegaduhan itu. Dengan gaya khasnya Mualem, panggilan akrab Muzakkir menganggap ulah Bobby itu seperti angin berlalu atau kicauan burung yang tak perlu ditanggapi berlebihan.
“Tanyoe tenang mantong, hana ta kira nyan angin berlalu, kicauan burung (Kita tetap tenang saja, tidak kita anggap itu, angin berlalu, kita anggap kicauan burung). Yang merugikan dia (Gubernur Sumut) sendiri,” kata Mualem, dalam rapat paripurna DPRA, Banda Aceh, Senin, 29 September 2025.
“Tapi ta iem mantong, ta saba mantong biarkan orang lain berbicara (kita diam saja, kita sabar saja biar biarkan orang lain berbicara). Tapi tanyoe nyoe wanti wanti cit, menyoe ka di peubloe ta bloe (tapi kita harus ingat-ingat juga, kalau sudah dijual kita beli). Nyoe ka gatai ta garo (kalau sudah gatal kita garuk),” kata Muzakir lagi.
Pihak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengklarifikasi, aksi Gubernur Sumatera Utara itu. Kepala Dinas Kominfo Sumut, Erwin Hotmansyah Harahap mengatakan Pemprov Sumut meminta maaf kepada masyarakat jika pesan yang tersampaikan berbeda.
“Perlu kami sampaikan dengan tegas, maksud dari pejabat terkait yang ada di video tersebut bukanlah melarang kendaraan berplat luar masuk ke Sumatera Utara. Semua orang tetap bebas melintas, bekerja, ataupun berdagang di wilayah Sumut," kata Erwin dalam keterangannya, Senin (29/9).
"Yang ingin disampaikan adalah ajakan kepada pemilik kendaraan yang memang berdomisili dan berusaha di Sumatera Utara, agar menggunakan pelat BK atau BB, tujuannya sederhana supaya pajak kendaraan bisa masuk dan dipakai kembali untuk pembangunan jalan, fasilitas umum, dan layanan masyarakat di Sumatera Utara," sambungnya.
Namun klarifikasi Pemprov Sumut ini, setelah terjadinya kegaduhan dari aksi Bobby Nasution karena sudah menjadi perbincangan publik dan mengundang banyak reaksi. Muncul spekulasi bahwa kegaduhan ini sebagai upaya sengaja untuk memalingkan perhatian publik dari kasus skandal manipulasi pendidikan, Gibran Rakabuming Raka, kakak ipar Bobby yang sedang viral. Kasus yang membuat keluarga Jokowi makin terpojok karena banyaknya bukti dan fakta tentang ijazah dan status pendidikan Gibran yang tak bisa memenuhi syarat minimal pendidikan seorang wakil presiden.
Dilihat dari sisi ini, Bobby berhasil memperlambat gerakan isu ijazah dan pendidikan Gibran. Namun tampaknya tak akan menghentikan sama sekali isu tersebut. Sebab isu pendidikan Gibran telah menjadi bola salju yang menggelinding di atas kekecewaan publik terhadap kerusakan negeri ini yang dilakukan oleh keluarga Jokowi.
Bobby sendiri dihadapkan pada sejumlah kasus yang dikaitkan kepada dirinya. Seperti penangkapan KPK terhadap Topan Putra Ginting, orang dekat Bobby yang disangka terlibat kasus korupsi pembangunan jalan dan infrastruktur Sumatera Utara. Bobby juga disebut oleh mendiang Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba memiliki blok migas di Maluku Utara yang dikenal dengan Blok Medan. Bobby juga disebut terkait dengan kasus penyelundupan 5,3 juta ton nikel ke China yang melibatkan orang-orang dekat Jokowi.
Dengan kasus-kasus itu, Bobby berpotensi dan berpeluang menjadi perhatian dan pembicaraan publik melampaui kegaduhan yang dia ciptakan saat ini. Wallahu’alam. (Aswan AS)