regional

Bukan Karena Insiden Turis China, Ini Alasan Kawah Ijen Ditutup Sementara

Penulis Ashila Syifaa
Apr 23, 2024
Pesona Kawah Ijen. (Foto: indonesia.travel)
Pesona Kawah Ijen. (Foto: indonesia.travel)

ThePhrase.id - Taman Wisata Alam Kawah Ijen yang menjadi destinasi berlibur favorit masyarakat akan ditutup sementara pada 28 April sampai 30 April 2024 dan akan kembali dibuka pada 1 Mei 2024.

Penutupan ini bukan dikarenkan kecelakan pada Sabtu (20/4) yang melibatkan turis China yang meninggal dunia karena terjatuh ke jurang. 

Penutupan Taman Wisata Alam Kawah ijen atau TWA Kawah Ijen ini telah diumumkan oleh Balai Besar KSDA Jawa Timur melalui akun resminya di Instagram, @bbksda_jatim_official yang mengunggah surat Edaran tentang Penutupan Sementara Kegiatan Kunjungan Wisata di Jalur Pendakian Kawasan Taman Wisata Alam Kawah Ijen.

Berdasarkan surat edaran tersebut, penutupan dilakukan dalam rangka evaluasi kunjungan wisata alam selama libur Lebaran Tahun 2024 dan pemulihan ekosistem TWA Kawah Ijen khususnya sepanjang jalur pendakian. 

TWA Kawah Ijen ditutup karena adanya kegiatan rutin “IJEN RIJIG” atau Jumat Bersih yang akan dilaksanakan pada Jumat, 3 Mei 2024 dan akan dibuka kembali pada hari Sabtu, 4 Mei 2024 dini hari. 

Tips Aman Mengunjungi Kawah Ijen

Mengingat terjadinya kecelakan di Kawah Ijen, pengunjung wajib memperhatikan beberapa hal sebelum mulai mendaki kawah ini. 

Gunung yang memiliki pesona blue fire yang langka dan menjadi daya tarik utamanya, sehingga jadi destinasi favorit masyarakat dalam negeri hingga mancanegara.

Untuk dapat menikmati blue fire di Kawah Ijen membutuhkan waktu mendaki sekitar satu sampai satu setengah jam untuk mencapai puncaknya. 

Pertama yang harus diperhatikan adalah berapa jarak yang akan ditempuh untuk mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian. Selain itu juga perlu memperhatikan kondisi cuaca dan beberapa jalur pendakian yang perlu kewaspadaan lebih.

Jalur pendakian menuju puncaknya memiliki medan dengan kontur tanah merah yang sedikit berpasir dan lebar yang bervariasi. Di sini pengunjung harus lebih berhati-hati karena terdapat jurang di sisi kanan dan kiri.

Maka disarankan untuk menggunakan sandal atau sepatu gunung yang memiliki tekstur sol kasar untuk menghindari risiko terpeleset.

Selain alas kaki yang sesuai, pakaian untuk mendaki pun harus disesuaikan dengan keadaan di lokasi. Menurut para pendaki, pakaian yang disarankan adalah pakaian yang ringan agar mempermudah dan mengurangi beban yang dibawa selama pendakian. 

Selain itu juga, disarankan untuk menggunakan pakaian tipis yang hangat dan menghindari pakaian berbahan dasar jeans. Keseluruhan pakaian lebih baik menggunakan pakaian khusus untuk mendaki yang nyaman, agar tidak ada kejadian yang tak diinginkan. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic