ThePhrase.id - Saat ini media sosial sudah bukan hal yang asing lagi bagi anak di bawah umur. Tak jarang melihat anak sudah lancar menggunakan media sosial. Meskipun media sosial dapat diakses oleh semua orang dan memiliki manfaat, penggunaan pada anak perlu diperhatikan dan diawasi oleh orang tua.
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini menjadikan gadget, internet dan media sosial bermanfaat untuk semua orang. Meskipun begitu, para ahli belum bisa memastikan bahwa penggunaan media sosial pada anak atau remaja cukup aman untuk dibiarkan saja.
Saat ini media sosial dapat dengan mudah diakses dan digunakan oleh siapapun, namun setiap platform memiliki peraturannya masing-masing. Pada umumnya, platform-platform tersebut membatasi batas umur pengguna. Rata-rata batas minimum umur adalah 13 tahun seperti pada Instagram dan TikTok.
Foto: Unsplash/Jernej Graj
Namun, anak di bawah batas minimum umur masih bisa mengakses dan aktif menggunakan media sosial. Maka penting bagi orang tua untuk dapat mengawasi dan membatasi penggunan media sosial pada anak. Tak mudah dan hampir tidak bisa melepaskan media sosial dari kehidupan anak karena pengaruh perkembangan teknologi yang mendorong penggunananya.
Ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membatasi waktu penggunaan dan lebih memahami anak lebih jauh lagi.
1. Mengetahui tujuan anak menggunakan media sosial
Sebagai orang tua, penting untuk selalu mengawasi kehadiran anak di internet atau media sosial serta untuk apa mereka menggunakan sosial media. Hal ini agar orang tua dapat lebih memahami anak agar dapat memberikan solusi yang tepat. Lebih baik jika orang tua dapat mendampingi anak ketika menggunakan platform tertentu.
Ketika orang tua dapat mengetahui tujuan anak menggunakan media sosial akan lebih mudah untuk mendekati anak dan memberikan batasan untuk membangun hubungan yang lebih sehat lagi.
Misalkan, anak hanya menggunakan media sosial untuk bersenang-senang dan berhubungan dengan teman. Orang tua dapat membatasi penggunaan untuk beberapa jam saja agar tidak mempengaruhi jam tidur dan interaksi dengan keluarga di dunia nyata. Sehingga, orang tua dapat mencegah anak larut terlalu dalam dan ketagihan dengan interaksi virtual.
2. Komunikasi terbuka
Sebelum memberikan gadget kepada anak untuk menggunakan media sosial dan lainnya, orang tua dapat memulai dengan memberikan contoh kepada anak. Selain itu juga, melakukan komunikasi terbuka dan memberikan pengertian kepada anak mengenai penggunaan media sosial yang sehat.
Membangun hubungan yang transparan antara orang tua dan anak juga bisa menjadi pondasi yang kuat untuk melindungi anak dari dampat buruk platform media sosial.
3. Memberikan pilihan aktivitas di luar
Orang tua juga perlu terus mendorong pilihan kegiatan yang bermanfaat lainnya. Hal ini karena, penelitian di tahun 2020 menemukan bahwa banyak remaja yang masih merasakan kesepian meskipun aktif di media sosial.
Agar membantu anak tidak bergantung pada interaksi virtual, kegiatan di luar dan interaksi sosial sangat penting bagi anak. Memberikan kesempatan anak tumbuh di luar dan berkegiatan seperti olahraga, berkumpul dengan teman, melakukan hobi dapat mengurangi kebutuhan media sosial anak.
4. Membuat rencana keluarga
Selain itu, untuk dapat membatasi penggunaan, orang tua dapat membuat perencanaan keluarga dengan jadwal. Memberikan jadwal yang rinci agar anak dapat terbiasa dengan tidak menggunakan media sosial pada jam-jam tertentu.
Misalkan menegaskan bahwa gadget tidak boleh dipakai pada waktu-waktu tertentu, seperti pada saat jam makan sarapan, makan siang maupun makan malam serta pada jam tidur.
Membiasakan cara-cara ini dapat mempermudah orang tua membatasi anak dan juga membangun perilaku yang tidak bergantung pada media sosial. [Syifaa]