ThePhrase.ID – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong warga Desa Bogorejo, Kabupaten Tuban dan Desa Banyuurip, Kabupaten Gresik untuk melakukan gerakan restorasi mangrove.
Gerakan yang diinisiasi Khofifah dengan tema ‘Nandur Mangrove Bareng’ ini dilakukan dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim. Secara resmi, Gerakan Nandur Mangrove Bareng diselenggarakan di Wana Wisata Pantai Sowan, Desa Bogorejo dan di Banyuurip Mangrove Center, Desa Banyuurip.
Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa ekosistem mangrove memiliki keterkaitan erat terhadap perubahan iklim. Dengan melestarikan mangrove yang sehat di kawasan pesisir dapat meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir dari perubahan iklim, serta mengurangi dampak bencana alam seperti tsunami, badai dan gelombang laut.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa mendorong kegiatan gotong royong resotasi mangrove. (Foto: Instagram/khofifah.ip)
“Ini bagian dari ikhtiar menahan laju perubahan iklim. Mangrove selain sebagai kawasan ekologi yang berfungsi melindungi habitat dan ekosistem di kawasan ekonomi esensial juga sebagai sabuk hijau pelindung kawasan pesisir,” ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan, gerakan restorasi mangrove membutuhkan partisipasi masyarakat agar pengelolaan dan rehabilitasi mangrove dapat terlaksana dan terkelola dengan baik. Selain menguatkan ekosistem di kawasan pesisir, gerakan tersebut juga dapat mengembangkan dan menumbuhkan habitat laut.
Dalam gerakan restorasi mangrove ini, Gubernur Khofifah juga menanam beragam pohon seperti Alpukat Aligator, serta beberapa jenis bibit seperti asam, pulai, bisbul, durian, matoa, duku, nangka dan sawo. Dalam penanaman ini, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur menyediakan 5.000 bibit untuk ditanam di wilayah Tuban dan Gresik.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa pada saat seremoni penanaman (Foto: Instagram/khofifah.ip)
Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur, Jumadi mengatakan penanaman mangrove pada tahun 2020 sudah mencapai lebih dari 1 juta hektar dan pada tahun 2021 ini 900 hektar.
"Ini akan terus kita pantau karena kawasan ekonomi esensial bagian dari spasial yang harus dikelola. Bukan masalah ekonomi tapi konservasi yang mana konservasi akan berdampak pada jasa lingkungan," tandasnya. [Syifaa]