ThePhrase.id - Pekan yang dijalani bek Fluminense, Ignacio, bisa dibilang benar-benar tidak biasa. Ia mengalami kejadian tak terduga di luar lapangan dan kemudian tampil gemilang saat dipercaya sebagai starter, membawa timnya lolos ke babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025.
Ignacio tampil sebagai pemain terbaik dalam laga krusial melawan wakil Afrika Selatan, Mamelodi Sundowns, pada Rabu, 25 Juni 2025. Dalam pertandingan yang berakhir imbang 0-0 itu, Fluminense mengamankan satu tiket ke fase gugur berkat pertahanan solid.
Akan tetapi, sorotan terhadap Ignacio bukan hanya karena performa apiknya. Beberapa hari sebelumnya, ia mengalami kejadian ganjil di hotel tempat skuat Fluminense menginap di Columbia, South Carolina, Amerika Serikat.
Seorang pria tunawisma tiba-tiba masuk ke kamar Ignacio seusai pertandingan melawan Ulsan Hyundai. Meski insiden itu tak berujung pada tindak kriminal, kejadian tersebut mengejutkan pemain, tim pelatih, dan pihak keamanan hotel.
Pria tersebut tidak mengambil apa pun dan hanya keluar setelah dibujuk oleh pemain lain yang bisa berbahasa Inggris. "Sungguh situasi yang tak biasa," kata Ignácio.
"Saya pulang sekitar jam satu pagi setelah pertandingan melawan Ulsan, lalu mendapati seseorang ada di kamar saya. Awalnya saya pikir ini salah paham dari pihak hotel," lanjutnya.
"Saya tidak bisa bahasa Inggris, jadi Canobbio yang bicara dengannya. Dia akhirnya keluar, naik lift, dan pergi. Untungnya, dia tidak menyentuh apa pun. Saya hanya dipindahkan ke kamar lain. Hidup terus berjalan," bebernya.
Cerita tersebut kini menjadi bahan candaan di antara rekan satu timnya. Namun yang lebih mengejutkan, Ignacio justru dipanggil menjadi starter dalam laga penting melawan Mamelodi, menggantikan Thiago Silva yang mengalami masalah otot.
Padahal, Ignácio belum pernah bermain penuh sejak laga melawan Aparecidense pada 21 Mei 2025. Keputusan itu terbukti tepat. Dalam kondisi belum ideal, Ignacio tampil luar biasa selama 90 menit dan berhasil menahan gempuran lini depan Sundowns.
Atas penampilan itu, FIFA menobatkannya sebagai man of the match dalam laga tersebut. "Rasanya sangat bahagia. Saya bekerja keras setiap hari, menunggu kesempatan," tegas Ignacio.
"Saat kesempatan datang, saya harus memberi yang terbaik. Tekanan besar menggantikan Thiago, tapi seperti kata Renato, kami harus selalu siap. Saya senang bisa membantu tim lolos," jelasnya.
Hasil imbang itu membuat Fluminense mengoleksi lima poin, cukup untuk mengamankan posisi runner-up Grup F. Sementara Borussia Dortmund memastikan status juara grup dengan tujuh poin setelah menang atas Ulsan di pertandingan lainnya. (Rangga)