ThePhrase.id - Tijjani Reijnders adalah contoh nyata bahwa jalan menuju puncak bisa dimulai dari tempat yang paling sederhana. Sebelum menjadi bintang anyar Manchester City, gelandang asal Belanda itu pernah bekerja di supermarket dan bermain di liga amatir bersama klub ayahnya, CSV'28.
Kisah Tijjani tidak lepas dari peran sang ayah, Martin Reijnders, mantan pesepak bola profesional yang membantu anak-anaknya berkembang. Ketika FC Twente tak lagi cocok karena jarak, Martin memindahkan Tijjani dan sang adik, Eliano, ke klub lokal PEC Zwolle, dengan terlebih dahulu mengakali aturan agar mereka bisa bebas dari biaya transfer.
Dalam satu musim, Tijjani dan Eliano bermain bersama tim sang ayah di liga amatir Belanda. Meski bertubuh kecil, keduanya mampu bersaing dengan para pemain senior. "Dengan gerakan mereka yang cepat dan teknik tinggi, lawan sering kesulitan menghentikan mereka," kenang Danielle Rijksen, manajer tim CSV'28.
Tijjani dikenal disiplin, rendah hati, dan mudah bergaul. Ia juga menjalani berbagai tugas rutin seperti memompa bola dan membersihkan ruang ganti. Bahkan, meski sudah bermain di level profesional, orang tuanya meminta dia bekerja di supermarket Aldi agar belajar menghargai uang dan kerja keras.
"Aku biasa menyusun barang, menjaga kasir, dan menghasilkan beberapa ratus euro sebulan," kata Tijjani kepada NOS. Pengalaman itu, menurutnya, memberikan perspektif hidup yang sangat berharga. "Waktu di Aldi sangat membentukku. Aku melihat dua sisi kehidupan," imbuhnya.
Pada 2021, nama Tijjani sempat ramai dibicarakan di Indonesia. Saat itu, pelatih Tim Merah Putih kala itu, Shin Tae-yong mencoba merayu sang gelandang untuk membela Timnas Indonesia. Namun, prosesnya tak berjalan mulus. Tijjani lebih memilih Timnas Belanda.
Kini, situasinya berbalik. Sang adik, Eliano Reijnders, memutuskan untuk memperkuat Timnas Indonesia. Ia bahkan sudah beberapa kali bermain untuk Tim Merah Putih. Sebuah fakta menarik, mengingat keduanya sempat bermain bersama sejak kecil dan meniti karier dari titik yang sama.
Karier Tijjani terus menanjak. Setelah tampil impresif bersama PEC Zwolle, ia pindah ke AZ Alkmaar. Di sana, ia mulai berkembang secara fisik dan mental, meski sempat harus menjalani masa peminjaman ke RKC Waalwijk karena belum mendapat tempat utama.
Perlahan namun pasti, Reijnders menjadi sosok penting di lini tengah AZ. Penampilannya mengesankan AC Milan yang merekrutnya pada musim 2023-2024. Bersama Rossoneri, ia tampil konsisten dan mencetak 15 gol dalam satu musim, sebelum akhirnya dilirik Manchester City.
Kini, Reijnders membuka lembaran baru di Premier League. Ia bukan hanya datang dengan pengalaman sebagai pemain top Eropa, tapi juga dengan bekal kehidupan yang membentuk karakternya sejak muda. Dari pekerja toko hingga elite Etihad, perjalanannya begitu inspiratif.
Bagi orang-orang yang mengenalnya, seperti Danielle Rijksen, perjalanan Reijnders terasa sangat personal. "Saat melihatnya di TV sekarang, aku hanya bisa bilang, ya, itu memang Tijjani. Dia tak pernah berubah," katanya. (Rangga)